Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Agar Berani Tidur Sendiri, Caranya?

Ketakutan akan malam dan mimpi buruk biasa terjadi pada anak khususnya pada anak-anak usia prasekolah. Tapi ada juga anak-anak yang lebih tua bahkan remaja masih tidak berani tidur sendiri di kamarnya.

Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena anak-anak biasanya mempunyai daya imajinasi sendiri dan anak-anak mulai mengerti bahwa ada sesuatu di luar sana yang bisa menyakitinya.

Ketakutan atau mimpi buruk biasanya datang dari pengalaman yang menakutkan, seperti anjing besar yang tertabrak mobil, menonton berita krminal, dan kejadian lain yang menakutkan. Masalah keluarga dan kecemasan orang tua juga memainkan peranan tertentu. Segala hal bisa memancing emosi anak-anak yang menyebabkan anak-anak merasa cemas dan ketakutan.

Tingkat ketakutan setiap anak berbeda-beda tergantung dari perkembangan diri anak itu sendiri. Anak kecil biasanya lebih takut pada monster ada daya imajinasi anak-anak tentang hal yang seram. Sementara anak yang lebih tua lebih sering takut karena sesuatu yang bisa menyakiti atau bahaya yang sebenarnya seperti sesuatu yang bisa menerobos kamarnya atau bencana alam.

Jika anak-anak mengalami mimpi buruk, maka berilah hiburan dan ketenangan pada sang anak. Lalu mulailah untuk mengajarkan bagaimana mengatasi kekhawatiran dan ketakutan dengan teknik rileksasi. Ini akan berguna jika anak mengalami mimpi buruk saat tidak bersama orang tuanya.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak berani tidur sendiri, seperti dikutip dari Sleepfoundation:

  1. Dengar dan mengerti. Cobalah untuk mengerti ketakutan anak-anak dan buatlah anak-anak merasa senang dan nyaman. Tentramkan hatinya. Ini merupakan hal penting untuk bisa menentramkan anak-anak saat dirinya takut, komunikasikan cara-cara agar tidur aman berulang kali.
  2. Ajarkan kemampuan untuk melawan. Ajarkan cara alternatif untuk merespon mimpi buruk, seperti tanamkan keberanian dan berpikir positif. Bisa dengan menceritakan pengalaman orang tua mengatasi rasa takutnya atau bisa juga dengan mendongengkan cerita anak yang berhasil mengatasi ketakutannya.
  3. Buatlah gelap menjadi menyenangkan. Cara ini bisa dengan memainkan lampu senter dan berburu sesuatu yang bercahaya di kegelapan.
  4. Gunakan imajinasi dan jadilah orang tua yang kreatif. Gunakan imajinasi untuk melawan khayalan yang menyeramkan. Beberapa anak merasa nyaman bila dekat dengan binatang peliharaannya. Buat anak-anak terlibat secara aktif dalam membantu mendapatkan rasa tenang dan pengendalian diri.
  5. Cahaya lampu. Seberapa takutnya anak akan merasa terbantu dengan adanya cahaya. Cahaya lampu tidak masalah sepanjang tidak mencegah anak untuk tidur. Atau bisa juga dengan membuka pintu kamar sang anak sehingga anak tidak merasa terisolasi di dalam kamar.
  6. Hindari tontonan televisi yang menakutkan. Dampingi selalu tontonan anak-anak agar anak tidak meonton adegan kekerasan dan sesuatu yang bisa membuatnya takut.
  7. Latihlah untuk rileksasi. Ajari anak strategi rileksasi yang bisa membantunya merasa rileks ditempat tidur dan mudah untuk tidur.
  8. Diskusikan tentang hal yang membuatnya takut seharian. Bantulah untuk membangun kepercayaan dirinya dan itu akan membuatnya merasa terlindungi dan membantu anak untuk melewati malam.
  9. Ceklah anak dikamarnya. Jika anak merasa takut saat ditinggal orang tuanya, maka cek secara rutin setiap 5-10 menit sekali.
  10. Biarkan anak tetap di tempat tidurnya. Jangan biarkan anak meninggalkan tempat tidurnya, jika anak merasa takut biarkan orang tua yang menemani anak dikamar sang anak sampai anak tersebut tertidur. Dan jika anak terbangun dimalam hari dan pergi ke kamar orang tua bimbinglah dia untuk kembali ke kamarnya. Berilah penghargaan terhadap keberanian sang anak.
Buatlah anak merasa bangga dengan tidur sendiri, jika anak sudah berani untuk tidur sendiri beberapa waktu berilah penghargaan dengan membolehkan menonton video favorit, pergi ke taman atau membuatkan kue coklat kesukaannya.ver/det

Tips : Rengekan Anak, How To Stop.

Anak yang merengek berlebihan terkadang membuat para orang tua jengkel. Mereka pun akhirnya terpaksa tunduk dan menyerah pada keinginan sang anak karena tak kuasa mendengar tangisan bahkan tindakannya yang tidak terkontrol lagi.

Tindakan orang tua tersebut ternyata salah dan sebaiknya tidak dibiasakan. Anak yang selalu dipenuhi permintaannya lewat rengekan akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak terkendali. "Anak yang selalu memaksakan kehendaknya dan mendapatkan apa yang diinginkannya dari orang tua, tidak akan belajar mengendalikan diri dan akan menjadi pribadi yang egois nantinya," ujar pakar psikolog dan play therapist, Dra Mayke Tedjasaputra, M.Si .

Memang sedih rasanya jika anak harus menangis hingga berjam-jam atau bahkan menyakiti dirinya sendiri ketika kemauannya tidak dipenuhi oleh orang tua. Tapi jangan sampai orang tua tertipu dengan trik si anak ini.

"Jangan salah, anak kecil itu pintar merayu loh, apalagi jika sudah merengek. Mereka biasanya berhasil menggunakan trik ini, bahkan kuat menangis berjam-jam hingga kemauannya dituruti orang tua," ujar Mayke.

Mayke mengatakan bahwa orang tua sering tertipu dengan muka memelas anak, padahal di balik muka tersebut anak punya maksud lain. Anak sekarang itu lebih pintar dari orang tuanya, jadi orang tua tidak boleh lengah.

"Ketika anak berhasil mendapatkan kemauannya dalam waktu 5 menit merengek, mereka akan menggunakan teknik itu lagi ke depannya. Namun jika teknik 5 menit tidak berhasil pada hari-hari berikutnya, mereka akan memperpanjang rengekannya menjadi 10, 15 atau 30 menit. Dan setiap kali orang tua berhasil ditaklukkan dengan rengekan itu, anak akan selalu berpikir bahwa saya pasti dapat apapun dengan merengek, asal waktunya aja yang diperpanjang," jelas Mayke.

Jika anak pintar merengek, maka orang tua pun harus lebih pintar lagi menangani anak rewel seperti itu. Caranya adalah dengan menerapkan metode mengabaikan rengekan.

"Sebaiknya orang tua mengabaikan rengekan, karena hanya dengan cara itulah anak akan bosan dan capek karena tidak ditanggapi oleh orang tuanya. Namun ketika anak berhenti merengek, orang tua harus memberi pengertian pada anak mengapa mereka melakukan hal itu dan jelaskan cara-cara yang baik untuk mendapatkan keinginannya," ujar Mayke.nu/det

Pendek, Keturunankah?

Sebagian orang percaya bahwa tinggi badan orang tua mempengaruhi tinggi badan anaknya. Orang tua pendek, maka anaknya pasti pendek. Ternyata mitos itu tidak selamanya benar, karena anak tinggi pun bisa dihasilkan dari orang tua pendek.

Seorang anak pasti punya faktor genetik yang diturunkan dari orang tuanya. Faktor inilah yang kerap dijadikan alasan mengapa seseorang bertubuh pendek kerap berkelit 'sudah dari sananya'.

Memang benar, salah satu faktor pendek atau tingginya badan seseorang adalah genetik. Tapi faktor tersebut sebenarnya bisa dikalahkan oleh faktor fenotip atau faktor lingkungan.

"Faktor lingkungan dan nutrisi adalah faktor yang berpengaruh cukup besar untuk perkembangan anak, selain faktor turunan atau gen. Anak yang kebutuhan gizinya terpenuhi, walaupun orang tuanya pendek, pasti akan tumbuh dengan tinggi yang ideal," ujar dokter ahli gizi klinik, Dr. Fiastuti Witjaksono MS, Sp.GK .

Fiastuti mengatakan bahwa anak atau sesorang yang tinggi badannya kurang merupakan pertanda bahwa status gizi atau asupan gizinya tidak terpenuhi untuk jangka waktu yang panjang.

Masalah gizi pada anak, disebutkan Fiastuti, bisa disebabkan karena pengetahuan orang tua tentang gizi yang kurang, anak dibiarkan menentukan makanannya sendiri oleh orang tua, dan juga anak mudah tergoda jajanan di sekitarnya.

Oleh karena itu, Fiastuti menegaskan, orangtualah yang seharusnya memegang kendali untuk masalah makanan anak. Caranya yaitu dengan membuat perencanaan makan yang benar, baik itu jumlah kalorinya yang disesuaikan, jadwal makannya dan jenis makanannya.

Khusus untuk jadwal makan, sebaiknya anak diberikan porsi kecil dan sering ketimbang porsi besar tapi jarang. "Hal ini dikarenakan saluran pencernaan anak belum berkembang sempurna, jadi tidak bisa menerima dengan jumlah yang berlebihan," ujar Fiastuti.

"Berikan makan tiga kali sehari dalam porsi yang cukup, dan selingi dengan snack yang bergizi diantara waktu makan itu," jelas dokter yang tergabung dalam Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) tersebut.

Untuk kebutuhan tinggi badan, Fiastuti menyarankan agar anak mendapat asupan lemak yang cukup, karena lemak merupakan penghantar vitamin A, D, E, K yang baik untuk pertumbuhan tulang.

"Lemak pada orang dewasa memang kurang baik, tapi pada anak sangat dibutuhkan karena merupakan cadangan energi dan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Asal tahu saja, cadangan energi hanya bertahan 8-10 jam, jadi jika anak makan malam jam 7 malam, lalu tidak sempat sarapan dan baru makan jam 9 pagi, pasti tubuhnya lemas, " jelas Fiastuti.

Menurut Fiastuti, memberi bekal adalah solusi yang paling efektif dan aman untuk mengontrol makanan anak. "Anak akan terhindar dari jajan dan pastinya mendapat mekanan yang bergizi dan higienis," ujar Fiastuti.

Pakar psikolog dan play therapist, Dra Mayke Tedjasaputra, MSi pun memberikan tips agar anak terhindar dari kebiasaan jajan dan mau diberi bekal oleh orang tua, diantaranya :
1. Ubah pola makan keluarga, orang tua jangan mencontohkan jajan jika tidak ingin anaknya jajan.
2. Buat kudapan tandingan untuk bekal anak di sekolah atau ketika hari libur, tidak ada alasan ibu tidak bisa masak.
3. Buat semacam peraturan jika ingin jajan (yang sehat), seperti memberi reward jika bisa menahan jajan selama 1 minggu.
4. Biarkan anak sekali-kali jajan, tapi harus dibatasi orang tua dan pastinya harus jajanan yang sehat.
5. Berdiskusilah dengan anak tentang keuntungan membawa bekal atau kerugian jajan, biarkan otak anak berpikir.
6. Orang tua harus paham tentang kesehatan dan harus konsisten memberikan bekal yang sehat untuk anak.
7. Sekolah lebih sering mengadakan hai tanpa jajan.
8. Pedagang-pedagang sekolah harus diberi penyuluhan oleh badan yang berwenang dan diadakan kontrol rutin.nu/det