Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Si 4 Tahun Gampang Menyerah



Saat menemui hambatan, si empat tahun begitu saja menyerah. Ia seperti tak mau berusaha lebih keras. Akankah ia tumbuh menjadi sosok yang mudah putus semangat?

“Ma, buatin …,” pinta si empat tahun pada Anda untuk meneruskan permainannya menyusun puzzle . “Coba dulu,” ujar Anda. “ Enggak bisa, Ma. Enggak bisa!” teriaknya putus asa.

Belajar tekun

Sepintas tampaknya biasa saja saat si kecil minta bantuan Anda untuk mengerjakan sesuatu. Namun, kalau sedikit-sedikit dia minta bantuan, dan ia tidak melakukan usaha optimal tentu Anda khawatir jika sikapnya ini terbawa hingga ia sekolah dan besar nanti.

Mau mencoba dan terus berusaha menyelesaikan pekerjaannya memang merupakan perilaku yang perlu dipelajari anak sejak kecil. Ketekunan, yaitu mau tetap pada suatu tugas untuk waktu yang lama, dipelajari anak saat ia sukses melakukan tugas- tugas yang menantang.

Namun perlu diingat, si empat tahun masih terbatas rentang perhatiannya. Ia belum dapat bertahan berjam-jam melakukan suatu kegiatan. Anak yang punya motivasi tinggi tetap mengerjakan tugasnya di saat anak yang tidak punya motivasi tinggi menyerah jika tidak mendapatkan keberhasilan yang instan.

Bantuan Anda

Tekun berarti tidak gampang menyerah saat ada tantangan, namun juga memiliki kemampuan menunggu dan bersabar. Anak yang tekun tetap menyusun balok-balok mainannya hingga membentuk menara, meski pernah roboh. Sementara, anak yang tidak tekun akan meninggalkan baloknya dan mengerjakan aktivitas lainnya.

Jika si kecil Anda mudah frustrasi dan menyerah saat menghadapi hambatan yang merintangi tujuannya, berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melatihnya tekun:

* Temani si empat tahun saat bermain, namun jangan membantunya. Dengan demikian ia tidak merasa sendiri.
* Saat anak frustrasi, katakan padanya, ”Memang susah ya…, tapi coba kalau kamu buatnya dari sebelah sini.” Mencoba memberikan alternatif bukan berarti mengambil alih pekerjaannya.
* Pecah tugas menjadi beberapa bagian. Misalnya, menyelesaikan puzzle di bagian bergambar gajah pada pagi hari. Untuk sore atau esok harinya, menyelesaikan bagian hutan.
* Sarankan untuk beristirahat ketika Anda melihat anak tampak capai. Namun dorong ia untuk meneruskan pekerjaannya kembali kemudian.

Grahita Purbasantika Nugraha(ayahbunda)

0 komentar: