Alamak...anakku sudah pinter bicara tapi sekaligus pinter protes.


Kadang anak protes juga tidak pada tempatnya , ketika diminta menggunakan pakaian setelah mandi malah kabur lari-larian katanya mo main padahal belum pakai baju. Diajak cepat-cepat pulang dari mal, dia berjongkok di depan sebuah toko mainan. Pokoknya, perilakunya tiba-tiba berubah menyebalkan , sak karepe dewe dan nyrocos protes mulu. Pusing, deh!
Memang sih usia 3 tahun adalah usia dimana anak mulai melakukan protes dan caranyapun macam-macam muali dari teriak-teriak , mogok makan, mogok bicara bahkan protes langsung terhadap apa yang tidak disukainya.
Anak usia kira-kira tiga tahun umumnya pemrotes sejati, apalagi jika dilihatnya ayah atau ibu sangat menginginkan ia melakukan sesuatu. Si kecil berperilaku demikian untuk menunjukkan keinginan yang kuat untuk mandiri, sekaligus juga rasa kesal akibat ketidak-berdayaannya, karena keterbatasan kemampuannya.
Kreatif
Sebagai orang tua kita memang dituntut kreatif dalam upaya meredam protesnya. Berikut ini beberapa contoh yang dapat dicoba:
* Ajaklah dia bermain yang menjadi favoritenya bisa juga menggunakan acara mandi di bak jika memungkinkan atau menggambar , bisa juga memakan simpanan ice cream.
* Jika anak menutup mulutnya rapat-rapat ketika akan menggosok gigi, candai saja ia. Ajak si kecil menertawakan sesuatu yang lucu. Dijamin ia seketika lupa ‘misi tutup mulutnya’ .
* Alihkan perhatian anak dengan nyanyian atau cerita yang menarik. Bujukan dengan cara ini biasanya berhasil. Ia lupa protesnya.
* Ajak si kecil berkompetisi dengan berlomba melakukan sesuatu bersama Anda. Misalnya, dengan dulu-duluan memakai kaos kaki atau sepatu.
* Ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda mogok, cobalah berbisik di telinganya dan berjanji memberitahu sebuah rahasia. Tentu saja Anda harus menyiapkan sesuatu rahasia manis untuknya. Misalnya, “Sudah tahu belum kalau sebenarnya Ibu sangat… sayang kamu!”
* Gelitiki perutnya tiba-tiba sambil mengajaknya bercanda untuk mengalihkan perhatiannya. Cara ini juga dapat dipakai untuk membuat si kecil lupa protesnya.
* Gunakan seluruh imajinasi untuk membuatnya tenang. Misalnya, jika dia senang dengan mobil-mobilan maka ajak dia bermain seakan-akan mobil-mobil tersebut hidup dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan fantasi anak-anak.
Ternyata lebih susah menghadapi protes pasangan kita dari pada anak...

0 komentar:
Posting Komentar