MENGAJARKAN kemampuan membaca bagi anak usia dini memang membutuhkan kesabaran orangtua. Jangan lantas menyerahkan sepenuhnya ke preschool. Coba tiru metoda mereka untuk diterapkan di rumah.
Salah satu metoda yang dipakai adalah phonics. "Suatu sistem pengajaran membaca di mana anak menyuarakan bunyi dari huruf yang ada. Contoh, huruf L disuarakan dengan el, O dengan oh, dan G dengan geh, untuk membentuk satu kata LOG. Metoda ini sudah dipakai Montessori lebih dari 100 tahun lalu," papar Erlin Paulina Tambunan, staf pengajar di Ceria Montessori International School, Simpruk Jakarta Selatan.
Lebih lanjut wanita kelahiran Jakarta, 13 Januari 1976 ini menjelaskan bahwa metoda phonics untuk usia 2-3 tidak mengeja capital letters seperti A (e), B (bi), C (si), dan seterusnya.
Baru ketika menginjak usia 4 tahun mereka akan diajarkan pelafalan 26 capital letters seperti biasa. Hanya saja, tidak semua preschool menerapkan metoda phonics ini.
Metoda letter land
Ada juga metoda letter land, mirip dengan phonics, yang digunakan oleh La Roche Preschool. "Dalam letter land, guru menyuarakan huruf yang ada seperti A (e) disuarakan ah, P (pi) disuarakan peh, dan lain-lain. Hanya saja, setiap huruf mempunyai karakter nama seperti A untuk Annie Apple, G untuk Goldie Goose. Dengan adanya karakter pada setiap huruf tersebut bertujuan agar anak-anak mudah mengingat," jelas Pipit Napitupulu, salah seorang guru La Roche, sekolah nasional plus ini.
Bahasa Indonesia Menyusul
Baik Ceria Montessori maupun La Roche tetap mengajarkan anak didik mereka membaca dalam bahasa Indonesia. Seperti dipaparkan oleh Amma Hudayah, guru Bahasa Indonesia di La Roche. Antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris diajarkan di level kelas yang sama tapi metodanya tetap letter land.
Ia memakai flash card untuk memudahkan pengajaran. "Flash card adalah beberapa buah kertas karton yang disusun. Satu lembar berisi contoh gambar, lembar berikutnya berisi keterangan nama gambar tersebut. Biasanya flash card tersebut memuat kata-kata yang mudah dan biasa anak dengar di lingkungan rumah. Contohnya, piring, gelas, papa, mama, dan lain-lain," jelas guru yang hobby berenang ini panjang lebar.
Sementara di Ceria Montessori karena merupakan sekolah international, anak mulai diajarkan membaca dalam bahasa Indonesia ketika sudah lancar membaca dalam bahasa Inggris.
(Mom& Kiddie//tty)
Salah satu metoda yang dipakai adalah phonics. "Suatu sistem pengajaran membaca di mana anak menyuarakan bunyi dari huruf yang ada. Contoh, huruf L disuarakan dengan el, O dengan oh, dan G dengan geh, untuk membentuk satu kata LOG. Metoda ini sudah dipakai Montessori lebih dari 100 tahun lalu," papar Erlin Paulina Tambunan, staf pengajar di Ceria Montessori International School, Simpruk Jakarta Selatan.
Lebih lanjut wanita kelahiran Jakarta, 13 Januari 1976 ini menjelaskan bahwa metoda phonics untuk usia 2-3 tidak mengeja capital letters seperti A (e), B (bi), C (si), dan seterusnya.
Baru ketika menginjak usia 4 tahun mereka akan diajarkan pelafalan 26 capital letters seperti biasa. Hanya saja, tidak semua preschool menerapkan metoda phonics ini.
Metoda letter land
Ada juga metoda letter land, mirip dengan phonics, yang digunakan oleh La Roche Preschool. "Dalam letter land, guru menyuarakan huruf yang ada seperti A (e) disuarakan ah, P (pi) disuarakan peh, dan lain-lain. Hanya saja, setiap huruf mempunyai karakter nama seperti A untuk Annie Apple, G untuk Goldie Goose. Dengan adanya karakter pada setiap huruf tersebut bertujuan agar anak-anak mudah mengingat," jelas Pipit Napitupulu, salah seorang guru La Roche, sekolah nasional plus ini.
Bahasa Indonesia Menyusul
Baik Ceria Montessori maupun La Roche tetap mengajarkan anak didik mereka membaca dalam bahasa Indonesia. Seperti dipaparkan oleh Amma Hudayah, guru Bahasa Indonesia di La Roche. Antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris diajarkan di level kelas yang sama tapi metodanya tetap letter land.
Ia memakai flash card untuk memudahkan pengajaran. "Flash card adalah beberapa buah kertas karton yang disusun. Satu lembar berisi contoh gambar, lembar berikutnya berisi keterangan nama gambar tersebut. Biasanya flash card tersebut memuat kata-kata yang mudah dan biasa anak dengar di lingkungan rumah. Contohnya, piring, gelas, papa, mama, dan lain-lain," jelas guru yang hobby berenang ini panjang lebar.
Sementara di Ceria Montessori karena merupakan sekolah international, anak mulai diajarkan membaca dalam bahasa Indonesia ketika sudah lancar membaca dalam bahasa Inggris.
0 komentar:
Posting Komentar