Berdasarkan hasil penelitian para ahli pediatri dari Sekolah Kedokteran Virginia Timur, Amerika Serikat (AS) kepada 5.000 keluarga, mereka menemukan anak-anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata akan sebayanya. Dia memiliki kosakata yang lebih minim dari teman-temannya. Setelah diteliti lebih dalam, ternyata sang ayah mengalami depresi.
Karena mengalami depresi, sang ayah kurang melakukan interaksi dengan anaknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor kejiwaan sang ayah sangat memengaruhi kemampuan anak berbicara. Namun, kenyataan ini tidak berlaku bagi para ibu yang mengalami depresi. Kendati si ibu mengalami depresi, tapi tidak menimbulkan efek yang sama seperti ayah yang mengalami depresi.
Ketua tim peneliti James Paulson menyatakan, pada usia dua tahun, anak-anak dari ayah yang depresi hanya memiliki kosakata berbicara 1,5 kali lebih kecil dibandingkan anak lainnya yang ayahnya tidak mengalami depresi. "Pria ketika sedang depresi cenderung tidak mencari bantuan psikiater atau lainnya karena hal itu dianggap bukan masalah. Namun, bagi anaknya yang sangat bergantung kepadanya, itu jelas akan sangat berpengaruh. Paradigma ini yang perlu kita ubah,? kata Dr Paulson seperti dikutip dari publikasi jurnal ilmiah New Scientist.
Hasil penelitian ini menemukan, ketika anak berusia sembilan bulan, 14% ibu dan 10% ayah mengalami depresi secara klinis. Nah untuk penelitian ini, para peneliti menganalisa dampak dalam kosakata bahasa anak dengan mengukur 50 indikator kosakata yang umum digunakan anak-anak saat berusia dua tahun.Mereka menemukan, secara rata-rata anak-anak menggunakan 29?50 kata ketika mencapai usia dua tahun.
Paulson menambahkan, meskipun dampak perbedaan kosakata tampak kecil, tapi dalam skala lebih besar akan sangat berdampak pada kosakata lengkap yang dimiliki anak-anak. Karena itu, dia menyarankan agar ketika ayah mengalami depresi pada waktu anak-anaknya mengalami masa pertumbuhan untuk segera mencari pertolongan dari psikiater atau ahlinya. Ini agar tidak memengaruhi perkembangan anak ke depannya.
"Ketika ayah mengalami depresi, mereka cenderung diam dan enggan berinteraksi dengan anak-anaknya. Sementara bagi wanita meskipun mereka mengalami depresi,bagi mereka tidak ada pilihan lain untuk tetap berinteraksi atau berkomunikasi dengan anak-anaknya,? tuturnya. Menurut dia, wanita masih akan tetap merawat dan berinteraksi dengan anaknya secara intens meskipun dia sedang mengalami depresi.
(sindo//nsa)
0 komentar:
Posting Komentar