Aktivitas sederhana, seperti bersih-bersih rumah dan olahraga rutin ternyata mampu meningkatkan kesehatan mental.
STRES menjadi momok orang-orang yang hidup di zaman modern. Kesibukan pekerjaan atau kemacetan lalu lintas membuat waktu dan ruang terasa kian menyempit.
Menurut survei Kesehatan Skotlandia pada 2008, setidaknya 3.000 orang di Edinburgh, Ibu Kota Skotlandia, dilaporkan mengalami stres. Sering pilihan untuk mengatasi itu jatuh kejalan pintas dengan meminta pertolongan profesional. Apakah itu psikolog atau psikiater yang tentu saja ongkosnya tidak murah.
British Journal of Sports Medicine edisi April 2008 melansir survei yang menarik soal hubungan aktivitas yang menghasilkan keringat dengan tingkat stres. Ketika stres, janganlah tergesa-gesa mencari pertolongan kepada profesional.
Sebaliknya, lakukan aktivitas yang menghasilkan keringat, mulai membersihkan rumah hingga jogging. Sebab, aktivitas sederhana itu mampu menurunkan tingkat stres.
Universitas College London melakukan survei terhadap 20.000 orang untuk melihat hubungan antara aktivitas yang menghasilkan keringat di akhir pekan dengan tingkat ketenangan pikiran atau stres. Hasilnya, mereka yang berolahraga minimal seminggu sekali di akhir pekan, selama minimal 20 menit, akan menurunkan 33 persen tingkat stres.
Jika memilih membersihkan rumah atau jalan kaki, akan menurunkan 20 persen tingkat stres. Semakin lama durasi dan semakin sering aktivitas itu dilakukan, dampaknya untuk mengatasi stres akan makin bagus.
Memang dalam survei itu tidak ikut diungkap bagaimana aktivitas itu bisa menurunkan tingkat stres. Sampai saat ini pun belum di dapatkan hubungan yang jelas bagaimana aktivitas yang menghasilkan keringat, terutama olahraga, mampu menurunkan tingkat stres. Sebagaimana juga hubungan yang jelas antara mengapa orang yang stres malas untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan keringat.
Namun, satu penjelasan yang umum diberikan adalah keyakinan bahwa olahraga mampu memberikan dampak pada kondisi biologis saat seseorang stres, seperti kandungan glukosa, pembekakan, atau peradangan serta gangguan pernapasan.
"Hubungan itu mirip guyonan seperti lebih dulu mana ayam atau telur," tutur Mark Hamer dari Universitas College London.
Hal penting pada survei yang dilakukan Universitas College London dalam hubungan antara aktivitas yang menghasilkan keringat dengan tingkat stres adalah mereka bisa menentukan berapa ukuran aktivitas minimal yang diperlukan untuk bisa menurunkan stres.
"Banyak penelitian yang menyebutkan keuntungan menyangkut kesehatan mental dari olahraga. Untuk pertama kalinya, kami mampu menentukan dengan pasti, berapa ukuran aktivitas yang diperlukan agar bisa membawa perbedaan," tutur Mark. Survei ini dinilai Sane - sebuah yayasan kesejahteraan mental, mampu meluruskan pandangan yang salah di masyarakat bahwa perlu aktivitas yang serius dan mahal untuk mengatasi stres.
"Umumnya, jika stres, orang langsung mencari pertolongan ke profesional. Penelitian ini memberikan harapan pada mereka yang mengalami gangguan mental dalam tingkat ringan, bahwa perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kesejahteraan mental," tutur Richard Colwill, jubir Sane.
Selain menurunkan stres, aktivitas yang menghasilkan keringat juga mampu memperlambat penuaan. Penelitian yang dilakukan Universitas Toronto pada 400 orang usia 55-85 tahun mendapatkan bahwa aktivitas yang menghasilkan keringat, terutama olahraga teratur mampu memperlambat penuaan biologis sebanyak 12 tahun. Sebab, dengan berolahraga mampu membuat para kakek-nenek itu lebih sehat secara mental. Sebab, saat berolahraga, mereka merasa gembira dan tidak bergantung dengan orang lain.
(Sindo Sore//tty)
STRES menjadi momok orang-orang yang hidup di zaman modern. Kesibukan pekerjaan atau kemacetan lalu lintas membuat waktu dan ruang terasa kian menyempit.
Menurut survei Kesehatan Skotlandia pada 2008, setidaknya 3.000 orang di Edinburgh, Ibu Kota Skotlandia, dilaporkan mengalami stres. Sering pilihan untuk mengatasi itu jatuh kejalan pintas dengan meminta pertolongan profesional. Apakah itu psikolog atau psikiater yang tentu saja ongkosnya tidak murah.
British Journal of Sports Medicine edisi April 2008 melansir survei yang menarik soal hubungan aktivitas yang menghasilkan keringat dengan tingkat stres. Ketika stres, janganlah tergesa-gesa mencari pertolongan kepada profesional.
Sebaliknya, lakukan aktivitas yang menghasilkan keringat, mulai membersihkan rumah hingga jogging. Sebab, aktivitas sederhana itu mampu menurunkan tingkat stres.
Universitas College London melakukan survei terhadap 20.000 orang untuk melihat hubungan antara aktivitas yang menghasilkan keringat di akhir pekan dengan tingkat ketenangan pikiran atau stres. Hasilnya, mereka yang berolahraga minimal seminggu sekali di akhir pekan, selama minimal 20 menit, akan menurunkan 33 persen tingkat stres.
Jika memilih membersihkan rumah atau jalan kaki, akan menurunkan 20 persen tingkat stres. Semakin lama durasi dan semakin sering aktivitas itu dilakukan, dampaknya untuk mengatasi stres akan makin bagus.
Memang dalam survei itu tidak ikut diungkap bagaimana aktivitas itu bisa menurunkan tingkat stres. Sampai saat ini pun belum di dapatkan hubungan yang jelas bagaimana aktivitas yang menghasilkan keringat, terutama olahraga, mampu menurunkan tingkat stres. Sebagaimana juga hubungan yang jelas antara mengapa orang yang stres malas untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan keringat.
Namun, satu penjelasan yang umum diberikan adalah keyakinan bahwa olahraga mampu memberikan dampak pada kondisi biologis saat seseorang stres, seperti kandungan glukosa, pembekakan, atau peradangan serta gangguan pernapasan.
"Hubungan itu mirip guyonan seperti lebih dulu mana ayam atau telur," tutur Mark Hamer dari Universitas College London.
Hal penting pada survei yang dilakukan Universitas College London dalam hubungan antara aktivitas yang menghasilkan keringat dengan tingkat stres adalah mereka bisa menentukan berapa ukuran aktivitas minimal yang diperlukan untuk bisa menurunkan stres.
"Banyak penelitian yang menyebutkan keuntungan menyangkut kesehatan mental dari olahraga. Untuk pertama kalinya, kami mampu menentukan dengan pasti, berapa ukuran aktivitas yang diperlukan agar bisa membawa perbedaan," tutur Mark. Survei ini dinilai Sane - sebuah yayasan kesejahteraan mental, mampu meluruskan pandangan yang salah di masyarakat bahwa perlu aktivitas yang serius dan mahal untuk mengatasi stres.
"Umumnya, jika stres, orang langsung mencari pertolongan ke profesional. Penelitian ini memberikan harapan pada mereka yang mengalami gangguan mental dalam tingkat ringan, bahwa perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kesejahteraan mental," tutur Richard Colwill, jubir Sane.
Selain menurunkan stres, aktivitas yang menghasilkan keringat juga mampu memperlambat penuaan. Penelitian yang dilakukan Universitas Toronto pada 400 orang usia 55-85 tahun mendapatkan bahwa aktivitas yang menghasilkan keringat, terutama olahraga teratur mampu memperlambat penuaan biologis sebanyak 12 tahun. Sebab, dengan berolahraga mampu membuat para kakek-nenek itu lebih sehat secara mental. Sebab, saat berolahraga, mereka merasa gembira dan tidak bergantung dengan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar