TIDAK hanya orang dewasa, anak-anak pun harus memiliki kegiatan olahraga. Manfaatnya untuk menjaga kebugaran, sekaligus menunjang tumbuh kembangnya.
Latihan fisik anak yang dilakukan sejak balita dapat bermanfaat untuk pertumbuhan dan kepadatan tulang, kekuatan jantung, paru-paru, otot, keseimbangan, koordinasi, kelenturan, dan komposisi tubuh.
Division of General Pediatrics Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington Mary L Gavin MD menuturkan, salah satu tugas perkembangan seorang anak adalah bergerak aktif. Kegiatan itu sangat menyenangkan, terutama jika anak memilih sendiri hal yang disukainya.
"Tidak semua anak menyenangi sepak bola atau baseball. Mungkin saja ada anak yang menyukai karate. Orangtua sebaiknya membantu anak untuk melakukan olahraga yang disukainya secara teratur," ujarnya.
Dia menyarankan, orangtua juga mencari cara agar anak-anak bisa senantiasa bergerak aktif setiap hari. Bisa dengan cara meminta anak menulis kegiatan yang disukainya. "Sehingga anak bisa memiliki kegiatan ketika ia diminta berhenti menonton televisi atau bermain komputer," kata Gavin.
Menurut Dr Tanya Rotikan SpKO dari Bagian Kedokteran Olahraga FKUI-RSCM, latihan fisik sejak dini juga melatih interaksi sosial dan sikap mental dan perilaku yang baik seperti disiplin, percaya diri, sportivitas, dan kerja sama.
Yang perlu diketahui orangtua, latihan fisik anak harus dilakukan secara sukarela, tanpa tekanan atau target dan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan kemampuan anak. Jangan ada paksaan yang berlebihan, terutama jika anak dalam kondisi tidak fit.
"Perhatikan juga asupan nutrisi dan cairan. Pertimbangkan lingkungan tempat berolahraga, baik lokasi, waktu, cuaca, alat dan permainan khusus anak. Selain itu pakaian dan sepatu yang tepat, nyaman dan aman untuk berolahraga," kata Tanya.
Secara keseluruhan, dia mengatakan, dalam melakukan olahraga bersama anak, maka orangtua dalam latihan fisik memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan.
Sebagai tahap awal untuk latihan fisik anak, bisa dengan melatih gerakan-gerakan dasar seperti jalan, lari, lompat, meluncur, dan merangkak. Kemudian, dilanjutkan dengan melatih gerakan-gerakan keterampilan dasar seperti melempar, menangkap, menendang yang disesuaikan dengan tahapan usia.
Tanya menuturkan, pada dasarnya latihan fisik untuk anak harus seimbang dan meliputi beberapa jenis latihan, yaitu latihan aerobik untuk melatih sistem jantung dan paru, latihan beban untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Kemudian, latihan fleksibilitas untuk meningkatkan kelenturan sendi dan latihan keseimbangan dan koordinasi untuk kemampuan mengintegrasikan mata, tangan, dan kaki secara efektif.
Dia menyarankan agar orangtua membiasakan anaknya untuk mendahului olahraga dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan.
"Frekuensi latihan untuk anak yang disarankan ialah sekitar 2-3 kali per minggu. Namun, sebaiknya anak tidak melakukan kegiatan fisik tersebut pada hari yang berurutan," katanya.
Dia menjelaskan, gerakan dasar untuk melatih motorik dasar dari otot-otot besar seperti otot lengan, tungkai, perut, dan pinggang paling tepat diberikan untuk anakanak usia 3-6 tahun. Latihan tersebut dilakukan dengan gerakan dasar seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat. Ketika anak berusia 6-8 tahun, latihan fisiknya dapat ditingkatkan yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan keterampilan dasar seperti melempar, menangkap, menendang yang disesuaikan.
"Anak seusia ini sudah bisa diajarkan untuk menendang bola masuk ke dalam gawang. Ia sudah bisa memperkirakan tenaga yang harus dipakai ketika menendang," kata Tanya. Kemudian anak-anak usia 8-12 tahun, dia mengatakan, sudah mampu mengerti instruksi yang diberikan. Dengan begitu, latihan fisik yang membutuhkan keterampilan seperti bermain basket atau sepak bola sudah dapat dilakukan.
(sindo//tty)
Latihan fisik anak yang dilakukan sejak balita dapat bermanfaat untuk pertumbuhan dan kepadatan tulang, kekuatan jantung, paru-paru, otot, keseimbangan, koordinasi, kelenturan, dan komposisi tubuh.
Division of General Pediatrics Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington Mary L Gavin MD menuturkan, salah satu tugas perkembangan seorang anak adalah bergerak aktif. Kegiatan itu sangat menyenangkan, terutama jika anak memilih sendiri hal yang disukainya.
"Tidak semua anak menyenangi sepak bola atau baseball. Mungkin saja ada anak yang menyukai karate. Orangtua sebaiknya membantu anak untuk melakukan olahraga yang disukainya secara teratur," ujarnya.
Dia menyarankan, orangtua juga mencari cara agar anak-anak bisa senantiasa bergerak aktif setiap hari. Bisa dengan cara meminta anak menulis kegiatan yang disukainya. "Sehingga anak bisa memiliki kegiatan ketika ia diminta berhenti menonton televisi atau bermain komputer," kata Gavin.
Menurut Dr Tanya Rotikan SpKO dari Bagian Kedokteran Olahraga FKUI-RSCM, latihan fisik sejak dini juga melatih interaksi sosial dan sikap mental dan perilaku yang baik seperti disiplin, percaya diri, sportivitas, dan kerja sama.
Yang perlu diketahui orangtua, latihan fisik anak harus dilakukan secara sukarela, tanpa tekanan atau target dan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan kemampuan anak. Jangan ada paksaan yang berlebihan, terutama jika anak dalam kondisi tidak fit.
"Perhatikan juga asupan nutrisi dan cairan. Pertimbangkan lingkungan tempat berolahraga, baik lokasi, waktu, cuaca, alat dan permainan khusus anak. Selain itu pakaian dan sepatu yang tepat, nyaman dan aman untuk berolahraga," kata Tanya.
Secara keseluruhan, dia mengatakan, dalam melakukan olahraga bersama anak, maka orangtua dalam latihan fisik memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan.
Sebagai tahap awal untuk latihan fisik anak, bisa dengan melatih gerakan-gerakan dasar seperti jalan, lari, lompat, meluncur, dan merangkak. Kemudian, dilanjutkan dengan melatih gerakan-gerakan keterampilan dasar seperti melempar, menangkap, menendang yang disesuaikan dengan tahapan usia.
Tanya menuturkan, pada dasarnya latihan fisik untuk anak harus seimbang dan meliputi beberapa jenis latihan, yaitu latihan aerobik untuk melatih sistem jantung dan paru, latihan beban untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Kemudian, latihan fleksibilitas untuk meningkatkan kelenturan sendi dan latihan keseimbangan dan koordinasi untuk kemampuan mengintegrasikan mata, tangan, dan kaki secara efektif.
Dia menyarankan agar orangtua membiasakan anaknya untuk mendahului olahraga dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan.
"Frekuensi latihan untuk anak yang disarankan ialah sekitar 2-3 kali per minggu. Namun, sebaiknya anak tidak melakukan kegiatan fisik tersebut pada hari yang berurutan," katanya.
Dia menjelaskan, gerakan dasar untuk melatih motorik dasar dari otot-otot besar seperti otot lengan, tungkai, perut, dan pinggang paling tepat diberikan untuk anakanak usia 3-6 tahun. Latihan tersebut dilakukan dengan gerakan dasar seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat. Ketika anak berusia 6-8 tahun, latihan fisiknya dapat ditingkatkan yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan keterampilan dasar seperti melempar, menangkap, menendang yang disesuaikan.
"Anak seusia ini sudah bisa diajarkan untuk menendang bola masuk ke dalam gawang. Ia sudah bisa memperkirakan tenaga yang harus dipakai ketika menendang," kata Tanya. Kemudian anak-anak usia 8-12 tahun, dia mengatakan, sudah mampu mengerti instruksi yang diberikan. Dengan begitu, latihan fisik yang membutuhkan keterampilan seperti bermain basket atau sepak bola sudah dapat dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar