Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Dampak Kekerasan Verbal Terhadap Anak

ANPA disadari, orangtua pernah melakukan kekerasan terhadap anak. Salah satu bentuk kekerasan tersebut adalah kekerasan verbal atau kekerasan yang dilakukan lewat kata-kata yang menyakitkan.

Kata-kata yang menyakitkan tersebut biasanya bermakna melecehkan kemampuan anak, menganggap anak sebagai sumber kesialan, mengecilkan arti si anak, memberikan julukan negatif kepada anak, dan memberikan kesan bahwa si anak tidak diharapkan akan memiliki dampak jangka panjang terhadap perasaan anak dan dapat memengaruhi citra diri mereka.

"Berbagai bentuk ucapan yang bertujuan menyakiti anak akan berpengaruh kepadanya. Baik dalam kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang," kata psikolog Rudangta Arianti Sembiring Psi, ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Sabtu (15/3/2008).

Menurut psikolog yang concern di bidang psikologi anak itu, kekerasan verbal terhadap anak akan menumbuhkan sakit hati hingga membuat mereka berpikir seperti yang kerap diucapkan oleh orangtuanya. Jika orangtua bilang anak bodoh atau jelek, maka dia akan menganggap dirinya demikian.

"Meski dampaknya tidak terjadi secara langsung, namun melalui proses. Karena ucapan-ucapan bernada menghina dan merendahkan itu akan direkam dalam pita memori anak. Semakin lama, maka akan bertambah berat dan membuat anak memiliki citra negatif," jelas almamater Universitas Padjajaran itu.

Menurutnya, anak yang sering mengalami kekerasan verbal di kemudian hari akan hilang rasa percaya dirinya. Bahkan hingga memicu kemarahannya dan merencanakan untuk melakukan aksi balas dendam.

"Kekerasan verbal pada anak bisa berefek buruk hingga membuat mereka balas dendam pada teman atau tetangga terdekatnya," beber staf pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana itu seraya menuturkan kekerasan verbal pada anak akan berpengaruh terhadap caranya bergaul.

Nah, guna menghindari hal tersebut menimpa buah hati tercinta, Anda selaku orangtua harus mengkontrol diri dengan menjaga ucapan. Adapun hal yang dapat dilakukan menurut Rudangta ialah menyampaikan ucapan kepada anak secara baik-baik. Selain itu dengan menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan harapan tersebut.

Meski demikian, Rudangta membenarkan bahwa ada saat di mana orangtua berada dalam kondisi emosi yang tidak stabil. Maka, jika Anda mengalami kondisi tersebut, baiknya untuk menjaga ucapan. Bahkan, lebih tepat lagi bila diiringi dengan mengalihkan perhatian pada anak.

(tty)

0 komentar: