Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Ibu Stres, Berisiko Tingkatkan Asma pada Anak

PARA peneliti dari Kanada menyatakan bahwa seorang ibu yang depresi, gelisah, dan stres terus menerus bisa meningkatkan risiko asma pada anaknya sebesar 25 persen. Peneliti dari Universitas Manitoba- Kanada Anita Kozyrskyj menyatakan, risiko asma meningkat terkait dengan stres yang dialami ibu. Sementara itu, faktor lain dari lingkungan tidak menjelaskan ada kaitannya yang kuat dengan asma.

Kesimpulan penelitian itu berdasarkan analisis catatan medis 14.000 anak-anak yang lahir di Manitoba pada 1995 lalu. Tim peneliti yang dipimpin Anita Kozyrskyj menganalisis catatan medis anakanak itu hingga 2003, yang diambil dari Pelayanan Kesehatan Manitoba.

Para peneliti menelaah data tentang anak-anak yang divonis mengidap asma pada usia tujuh tahun melalui analisis kunjungan dokter, perawatan rumah sakit, dan pengobatan. Mereka juga melihat catatan medis ibunya, termasuk kunjungan dokter, perawatan rumah sakit, maupun pengobatan untuk depresi dan kegelisahan. Kemudian, data-data ini dikelompokkan dengan kategori tidak ada stres,stres pascamelahirkan, stres jangka pendek, dan stres jangka panjang.

"Kami menemukan bahwa stres pada ibu di luar stres pascamelahirkan sangat terkait dengan meningkatnya risiko asma anakanak pada usia sekolah," papar Anita, yang hasil studinya dipublikasikan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Efek asma ini akan berlangsung terus-menerus dan tidak dipengaruhi faktor jenis kelamin, jumlah pendapatan, jumlah saudara, dan keturunan -termasuk faktor lingkungan tempat tinggal anak, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Memang risiko asma tampak lebih kuat pada anak-anak dari rumah tangga dengan pendapatan tinggi dan memiliki lebih dari satu saudara. Namun, ditambahkan Anita, alasan itu tidaklah terlalu jelas kebenarannya. Risiko meningkatnya asma memang terkait dengan ibu yang stres. Sebab, ibu yang stres tersebut kurang memberikan air susu ibu (ASI) untuk anaknya. Bahkan, mereka sering merokok.

"Ibu yang depresi juga kurang berinteraksi dengan bayinya. Studi yang kami lakukan pada hewan pun demikian. Berkurangnya perhatian dari induk akan mengakibatkan bayinya stres dan sistem kekebalan tubuhnya menurun. Namun, kami tidak mengira bahwa hal yang sama juga berlaku terhadap manusia," tuturnya.

Anita menambahkan, studi ini unik karena karakter efek dari stres berkepanjangan ibu juga berisiko menyebabkan asma pada anak yang normal dalam beberapa tahun kemudian.

Namun, dia mengingatkan bahwa stres hanyalah salah satu faktor penyebab asma pada anak dari beberapa faktor lainnya. Faktor lain penyebab timbulnya asma, antara lain faktor genetik dan lingkungan, termasuk kebiasaan ibu yang merokok ketika mengandung.

Berdasarkan data Universitas Manitoba, di dunia terdapat lebih dari 300 juta orang menderita asma, 22 juta di antaranya di Amerika Serikat (AS). Gejala penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini, yaitu napas pendek, mendesah, batuk, dan sesak dada.
(sindo//tty)

0 komentar: