Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Si 3 tahun Mau Lebih Banyak



Si tiga tahun ingin apa pun lebih banyak dari adik atau teman-temannya. Ia belum juga mau berbagi, padahal Anda telah mengajarkannya sejak usianya lebih muda.

Memasuki usia 4 tahun, Jesi belum juga bisa berbagi. Ia sering minta apa saja lebih banyak; coklat, kue, atau permen. Kalau ibunya mengundang teman-teman Jesi makan bersama, ia minta bagian paling banyak. Padahal, sejak usia lebih muda ibunya melatih Jesi agar berbagi dan tidak pelit. Apakah ia akan tumbuh jadi anak egomaniac ?

“Tidak. Anak-anak usia prasekolah memang sedang tumbuh kepeduliannya terhadap diri dan keluarganya,” jelas Robert Billingham, Ph.D , pengajar Perkembangan Manusia di Universitas Indiana , Bloomington , Amerika Serikat. Anak usia ini hanya sedang mengembangkan perasaannya terhadap dunia tempatnya bertumbuh.

“Ih…, kamu ini serakah deh,” mungkin begitu Anda berujar. Pernyataan ini tentu bukan cara menanggapi yang tepat. Anak tidak bermaksud serakah bila minta bagian lebih banyak.

Belajar berbagi

Begitu anak berusia tiga tahun, orang tua kerap berharap ia terampil berbagi. Memang ada anak yang sudah dapat berbagi pada usia ini. Namun, ada juga yang belum siap. Ini karena anak usia ini belum paham kebutuhan orang lain.

Dari hasil suatu penelitian disebutkan bahwa berbagi terdiri dari tiga bagian: benda, memberi dan mengembalikan. Tetapi, nyatanya, proses berbagi tidak selalu mengandung unsur mengembalikan. Misalnya, pada makanan. Makanan yang sudah diberikan tidak mungkin diminta kembali atau sekadar dipinjamkan. Inilah sebabnya, anak usia kira-kira 3 tahun ingin mendapatkan banyak. Karena, bila dibagikan, miliknya jadi berkurang.

Anak-anak sejak dini belajar berbagi, yaitu saat orang tua meminjamkan sesuatu kepada anak, memintanya kembali dan anak mengembalikannya. Tetapi keberhasilan anak untuk mengembangkan keterampilan berbagi, atau merelakan sebagian miliknya diberikan kepada orang lain, sangat tergantung pada kesiapannya, jumlah barang yang dimiliki, serta keterlibatan orang dewasa. Bila jumlah barang terbatas, semakin keras usaha anak untuk merelakan miliknya dibagi.

Pentingnya peran orang tua

Agar anak berhasil mengembangkan keterampilannya untuk berbagi, orang tua dituntut menciptakan kondisi bahwa berbagi adalah sesuatu yang semestinya. Membiasakan anak selalu berbagi, memberi kesempatan pada anak untuk selalu memperhatikan kebutuhan orang lain.

Memberikan mainan yang membutuhkan kerja sama, juga dapat dilakukan. Misalnya, puzzle , balok, dan kertas besar untuk melukis bersama. Cerita dalam buku-buku yang Anda bacakan bisa menjadi inspirasi bagi anak untuk belajar berbagi.

Hindari sikap membedakan diantara anak-anak. Anak-anak cepat sekali mendeteksi bila mereka tidak diperlakukan sama. Jangan lupa pula memberi pujian bila anak-anak dapat saling berbagi.

Immanuella F. Rachmani

0 komentar: