Tanya Jawab Suplemen dan Multivitamin
Suplemen dan multivitamin untuk bayi dan balita membanjiri pasaran. Baguskah untuk si kecil?
Wajar muncul beberapa pertanyaan di benak Anda ketika melihat bayi atau balita yang bertubuh montok dan sehat. Misalnya, “Diberi vitamin apa, ya?”
Agar tidak terjadi kesalahkaprahan, berikut pertanyaan-pertanyaan yang sering mengganjal seputar suplemen atau multivitamin lengkap dengan jawabannya.
Tanya: Apa itu vitamin?
Jawab: Vitamin adalah sekelompok zat, substansi atau senyawa penting yang membantu kelancaran jalannya seluruh proses metabolisme dalam tubuh.
Tanya: Ada berapa jenis vitamin?
Jawab: Secara umum, vitamin dibagi jadi 2 kelompok, yakni:
- Vitamin yang larut dalam lemak , berupa vitamin A, D, E, dan K.
- Vitamin yang larut dalam air , seperti kompleks vitamin B (vitamin B1 atau tiamin, vitamin B3 atau niasin, vitamin B12, asam folat, asam pantotenat, biotin), dan vitamin C.
Tanya: Benarkah sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin yang lengkap?
Jawab: Tidak juga. Pada kenyataannya, sayuran dan buah-buahan hanya mengandung beberapa jenis vitamin, seperti vitamin C, E, K, dan beberapa macam vitamin B (seperti asam folat, biotin, dan lain-lain). Juga, sayuran dan buah-buahan merupakan fitokimia yang bersifat provitamin, seperti karotenoid (provitamin A).
Bagaimana dengan vitamin A, B6, B12, dan D? Umumnya, vitamin tersebut berasal dari sumber hewani. Misalnya, hati, susu dan aneka jenis produk olahannya.
Tanya: Apa itu mineral?
Jawab: Mineral adalah sekelompok senyawa anorganik yang juga dibutuhkan tubuh untuk kelancaran seluruh proses metabolisme, selain vitamin.
Tanya: Ada berapa macam mineral?
Jawab: Mineral yang diperlukan oleh tubuh dikelompokkan jadi 2, yaitu:
- Mineral utama. Dibutuhkan tubuh dalam jumlah di atas 100 mg/hari, seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida, dan sulfur.
- Trace elements . Adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil (kurang dari 100 mg/hari), yakni zat besi, seng, tembaga, kobalt , yodium, kromium, mangan, molybdenum, selenium, vanadium, nikel, serta silikon.
Tanya: Dari mana kebutuhan mineral bisa dipenuhi?
Jawab: Mineral tubuh dapat didapat dari bahan-bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Di antaranya, garam, makanan laut, serta susu dan produk olahannya.
Tanya: Apa fungsi dari vitamin dan mineral bagi tubuh?
Jawab: Vitamin dan mineral diperlukan oleh tubuh agar seluruh proses metabolisme, termasuk juga proses tumbuh kembang bayi dan anak balita, dapat berjalan lancar. ( Lihat boks “Fungsi Vitamin dan Mineral dalam Tumbuh Kembang Anak”)
Tanya: Adakah fungsi lainnya?
Jawab: Ada juga. Vitamin bersama-sama dengan mineral berfungsi sebagai zat pengatur jalannya proses metabolisme.
Di samping itu, kedua zat tersebut dapat memperlambat proses penuaan sel, menghambat tumbuhnya sel-sel kanker, menghambat munculnya penyakit jantung dan osteoporosis (pengeroposan tulang), memperbaiki sistem kekebalan tubuh, serta membantu penyembuhan berbagai gangguan kesehatan. Yang pasti, tanpa kehadiran vitamin dan mineral, akan banyak proses penyerapan zat gizi oleh tubuh yang terganggu.
Tanya: Kapan anak perlu tambahan vitamin dan mineral?
Jawab: Pada bayi baru lahir, seluruh kebutuhan vitamin dan mineral dapat terpenuhi melalui ASI. Hanya saja, kalau ia sampai kekurangan vitamin, mudah kok mengatasinya. Anda cukup meningkatkan jumlah dan kualitas ASI Anda.
Tanya: Bagaimana caranya?
Jawab: Sebaiknya, Anda makan cukup dengan komposisi seimbang. Jika perlu, konsumsilah vitamin tambahan. Tentu saja, ini harus sesuai petunjuk dokter
Tanya: Kapan lagi tambahan vitamin dan mineral perlu diberikan?
Jawab: Setelah si kecil berusia 6 bulan. Pada umur ini, kebutuhan zat-zat gizi anak akan bertambah. Akibatnya, ia memerlukan makanan tambahan dari luar, selain ASI. Makanan ini dikenal sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Tanya: Cukup memadaikah MP-ASI?
Jawab: Umumnya, MP-ASI buatan pabrik sudah diperkaya oleh vitamin dan mineral yang diperhitungkan cukup untuk melengkapi asupan ASI.
Tanya: Adakah risiko yang perlu jadi catatan penting?
Jawab: Bayi yang hanya mengonsumsi ASI sampai usia 6 bulan berisiko kekurangan zat besi. Makanya, setelah usia 6 bulan, ia harus ditunjang dengan pemberian MP-ASI yang notabene kandungan zat besinya tinggi. Misalnya, daging merah, hati, dan lain-lain. Tapi, jika si kecil belum bisa mengonsumsi bahan makanan tersebut dalam jumlah yang memadai, dokter dapat memberi suplementasi zat besi.
Tanya: Anak usia 2 tahun seringkali sulit sekali makan. Tepatkah ia diberi vitamin dan suplemen sebagai tambahan zat gizi?
Jawab: Tidak selalu tepat. Si 2-3 tahun memang sering menolak makan, karena kebutuhan kalorinya relatif lebih sedikit dibandingkan pada masa bayi.
Selain itu, ke-aku-annya mulai berkembang. Tidak heran kalau dia jadi sangat pemilih. Hanya makanan tertentu saja yang bisa masuk ke dalam mulut mungilnya. Kalau sudah begini, mungkin saja dia akan mengalami kekurangan asupan beberapa zat gizi.
Tanya: Bagaimana cara mengetahui apakah anak kekurangan zat gizi tertentu?
Jawab: Untuk memastikan adanya kekurangan zat gizi, sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter spesialis anak setempat, yang dengan bantuan ahli gizi, dapat menganalisis asupan s erta komposisi makanan si kecil. Dari sini, bisa diatur menu yang disukai anak, tetapi mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Tanya: Perlukah pemeriksaan laboratorium?
Jawab: Pemeriksaan lab dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika memang terbukti anak kekurangan vitamin atau mineral, barulah suplementasi vitamin atau mineral diberikan.(ayahbunda)
Label:
Virus - Bakteri - Penyakit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar