Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Si 1 Tahun Kecewa



Orang tua kerap tak tega melihat anaknya kecewa jika keinginannya tak dikabulkan. Padahal, anak perlu merasakan kekecewaan lho.

Anak-anak kecewa dan frustrasi ketika permintaan atau keinginannya tak dipenuhi segera. Reaksi si satu tahun menghadapi kekecewaan biasanya menangis, uring-uringan bahkan mengamuk. Orang tua biasanya pusing melihat si kecil berulah demikian. Daripada membuat heboh sekitar, orang tua muda biasanya memenuhi saja permintaan anak-anaknya.

Memperkaya pengalaman

“Anak-anak, bahkan yang berusia sangat muda, dapat mengatasi kekecewaan atau frustrasi. Anak-anak terlahir dengan kemampuan menguasai kepedihan kecil, juga kekecewaan,” ungkap Gabriele Haug-Schnabel , ahli dan peneliti perilaku biologi manusia ( Forschungsgruppe Verhaltensbiologie des Menschen ) di Kandern, pinggiran kota Freiburg , Jerman.

Menurut pengamatan dan pengalaman Haug-Schnabel di lapangan, kekecewaan bagi anak, sama dengan pengalaman hidup lainnya, dapat memperkaya pengalaman anak. Semakin kaya pengalaman, anak semakin terampil mengatasi kekecewaannya.

“Bagaimanapun, orang tua tak dapat menghindarkan si kecil dari rasa kecewa, frustrasi atau sedih. Sebab, meskipun tak menyenangkan, anak perlu mengalaminya untuk memahami bahwa dalam hidup ada batas-batas,” lanjut Haug-Schnabel yang juga ibu muda ini.

Selain itu, dengan kemampuan anak mengatasi kekecewaan yang semakin baik, ia juga belajar melihat kekecewaan bukan sebagai masalah melainkan tantangan. Tantangan demi tantangan yang berhasil dilewati dapat membangun rasa percaya diri si kecil.

Latih berdasarkan usia

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam melatih anak mengatasi dan menghadapi kekecewaan. Pertama, orang tua perlu memperhatikan usia anak. Bagi si satu tahun, membiarkan anak bersabar selama sepuluh menit sampai akhirnya boleh bermain kembali dapat dilakukan. “Namun, untuk bayi baru, waktu sekian menit tentu terlalu lama dan berisiko,” jelas Haug-Schnabel.

Hal lain yang juga penting bersamaan dengan latihan yang diberikan orang tua adalah, anak selalu diyakinkan bahwa meskipun situasi yang ia hadapi mengecewakan, ayah dan bunda selalu mencurahkan kasih sayang dan perhatian padanya. “Kekecewaan (demikian juga latihannya) hanya boleh terjadi pada tataran objektif (material) dan bukan dalam hal kasih sayang dan perhatian, terutama dari orang tua,” ungkap Haug-Schnabel.

Sedikit kekecewaan, banyak cinta

Dalam mengajar si satu tahun menghadapi kekecewaan, yang mutlak perlu digunakan adalah kalimat dan nada bicara positif. Tentu saja tak mudah bicara dengan anak usia ini. Namun percayalah, hasil dari cara ini dapat Anda petik ketika ia beranjak usianya, teurama saat keterampilan bicaranya berkembang pesat.

Pada intinya, para ahli perkembangan anak umumnya menekankan, ketika anak mengalami kesedihan dan kekecewaan, sementara orang tua selalu memberi respons positif dan dukungan untuk menghadapinya, anak jadi tegar dan kuat. Sebaliknya, bila anak banyak mengalami kekecewaan namun hanya sedikit respons positif dari orang tua, ia tumbuh menjadi seseorang yang selalu ragu-ragu, tidak percaya pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Anak bahkan bisa agresif karena tidak berdaya. Dengan demikian, takaran pas yang perlu Anda ingat adalah, ketika anak mengalami beberapa kekecewaan kecil, ia selayaknya memperoleh segudang curahan cinta dari ayah dan bundanya.

Andi Maerzyda A. D. Th.(ayahbunda)

0 komentar: