Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Si 2 Tahun Ekspresikan Emosi dengan Kata



Seiring kemahirannya berbicara, anak mulai mengekspresikan emosinya, baik positif maupun negatif, dengan kata-kata. Anda sampai terheran-heran mendengar komentarnya!

“Ma, baju dari oma jelek ah! Aku enggak suka! Buang aja !” ujar Albi dengan tegas, mengemukakan perasaan dan keinginannya. Belakangan ini, Marisa memang kerap mendengar Albi, putra kecilnya yang berusia 2,5 tahun, dengan mantap mengemukakan perasaannya. “Ma, aku senang bermain dengan Vanya. Soalnya Vanya enggak nakal. Aku sayang sama Vanya,” ujarnya di saat lain.

Mendengar komentar-komentar si kecilnya, Marisa tersenyum geli. Di satu sisi Marisa senang karena Albi dapat dengan jelas mengemukakan perasaannya. Namun, di sisi lain, Marisa takut Albi terlalu berterus terang dalam mengungkapkan perasaannya yang bisa membuat orang lain tidak nyaman.

Kolaborasi beberapa faktor

“Di usia dua tahun, anak mulai lebih verbal dan kemampuan berpikirnya pun semakin runtut,” ujar Roni Leiderman , psikolog yang mengepalai Pusat Keluarga di Nova Southeastern University di Ft. Louderdale, Florida, Amerika Serikat, dalam sebuah artikel yang dimuat sebuah situs perkembangan anak.

Lebih lanjut Leiderman mengatakan, pada usia ini, anak semakin menunjukkan kemandiriannya. Paduan semua keterampilan itu, kemampuan verbal, berpikir runtut dan keinginan anak untuk mandiri, memudahkannya mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan keinginannya terhadap orang lain.

Peran kontrol diri

Ketika situasi ini berlangsung, Anda tak perlu tergesa-gesa mencemaskan si kecil akan menjadi individu yang terlalu ekspresif dan senantiasa berbicara blak-blakan. Secara umum, si kecil akan mengalami kematangan dari segi kontrol diri, seiring proses tumbuh-kembangnya. Hanya saja, di saat ini, anak perlu mendapatkan bimbingan dari Anda mengenai apa dan bagaimana ia dapat mengekspresikan emosinya secara tepat, sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di sekitarnya.

Misalnya, pada kasus Albi, yang secara blak-blakan mengungkapkan baju pemberian oma itu jelek, dan ia ingin membuangnya. Orang tua tak perlu marah atau memaksanya tetap mengenakan baju pemberian omanya.

Terima dan hadapi komentar dan ekspresi si kecil dengan tenang. Anda pun tak perlu buru-buru memarahinya, karena ia mengatakan sesuatu yang kurang sopan. Anda dapat membimbing si kecil memahami bahwa ia berhak memiliki perasaan dan pendapat sendiri mengenai suatu hal.

Namun, si dua tahun perlu tahu bagaimana cara tepat mengekspresikan emosinya secara verbal, dengan cara yang dapat diterima lingkungan sosialnya. Dengan cara ini, Anda tetap memberikan kesempatan pada anak untuk dapat berekspresi secara verbal, menegaskan sikap mandirinya, dan juga melatihnya menghargai orang lain.

Jangan segan mengingatkan

Tapi, akan sangat sulit bagi si dua tahun menahan dorongan untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran dan keinginannya.

Pahami kondisi anak dan beri penjelasan yang dapat ia terima. Leiderman mengatakan bahwa kemampuan anak usia dua tahun untuk mencerna sebuah penjelasan dan peringatan, tergolong baik. Hanya saja, rentang daya ingat anak usia ini masih sangat terbatas untuk mengingat semuanya dengan tepat.

Cherry Riadi Lukman

0 komentar: