

Mereka memiliki kehidupan emosional yang beragam namun belum banyak belajar bagaimana mengungkapkan perasaannya dalam cara-cara yang layak. Kadang-kadang hanya marah , teriak , banting mainan , mukul atau nangis berguling-guling dilantai... atau perasaan mereka yang lainnya . Namun bagaimanapun semua itu bisa diakali dan aku sendiri saat ini sedang sibuk melatih mereka sedikit demi sedikit yang pokok utamanya adalah mengajarkan mereka mengungkapkan apa yang menjadi uneg-uneg atau keinginan dengan bahasa verbal.
Pertama kali hal yang aku tekankan ke mereka adalah mereka harus tahu bahwa mereka sedang belajar mengungkapkan perasaan mereka sebab jika tidak apa yang aku akan bentuk ke mereka akan berjalan lambat. Secara perlahan-lahan aku ajak mereka ngobrol untuk seringkali menggunakan mekanisme "bicara" dalam mengutarakan keinginan mereka meski sekarang sih anak-anak lebih mulai pinter bicara argumen satu sama lain dan yang kalah paling nangis...

Dengan melatih mereka untuk bicara maka kebiasaan menangis , marah , melempar mainan dan kebiasaan buruk lainnya mulai terkikis , secara perlahan mereka mampu mengutarakan kemauan mereka dan yang lebih penting adalah mereka sudah terbiasa berdiskusi sehingga merangsang lobus mereka serta kinerja logika mereka dalam memahami sesuatu.
Namun menghadapi dan mengajari hal mereka bukanlah hal yang mudah sebab kita sebagai guru alami mereka wajib memenuhi beberapa kondisional sehingga anak bisa menerima apa yang sedang kita tanamkan dalam kesadaran mereka.
Nyaman
Kondisi ini wajib di bentuk , jika tidak maka semuanya akan buayr oleh sebab itu salah satu cara penting untuk membuat nyaman seorang anak adalah menanggapi perasaannya secara serius, mengakui dan memahami perasaan-perasaannya sebagai hal nyata baginya. Anda bisa mengatakan seperti, "Ayah bisa melihat kalau perasaanmu sangat kecewa karena engkau tidak mendapat hadiah." Mengesahkan perasaannya adalah langkah pertama untuk membantunya menyalurkan perasaannya secara layak.
Dengan menunjukkan bahwa Anda memahami perasaannya juga akan menenangkan anak Anda. Tindakan Anda ini akan membuatnya sadar bahwa perasaan adalah hal normal dan bukan sesuatu yang salah atau perlu disembunyikan. Sebagai contoh, Anda bisa menceritakan kepadanya saat terakhir Anda merasa frustrasi atau sedih.
Bermain
Bermain bisa menjadi sarana yang sangat baik bagi anak-anak untuk belajar soal perasaan. Bermain pura-pura memungkinkan balita dan anak prasekolah bereksperimen dengan serangkaian emosi dan situasi dengan aman dan tanpa konsekuensi nyata. Permainan imajiner yang khas antara lain "pergi ke dokter." Dalam skenario ini, seorang anak yang berperan sebagai dokter bisa mengatakan kepada anak lain, "Ini mungkin terasa sakit, tapi kamu akan sembuh." Bermain peran seperti ini memungkinkan anak-anak mengontrol situasi yang menakutkan dan mengubahnya menjadi sesuatu yang mereka inginkan.
Membaca buku cerita yang menggambarkan situasi dan emosi tertentu juga cara yang bagus dan menyenangkan bagi anak-anak untuk menghadapi emosi nyata, seperti takut gelap, kehilangan hewan piaraan, dan lain sebagainya.
Dan yang tidak kalah penting adalah orang tua sebagai suri tauladan , adalah hal yang berbahaya jika kita mengajarkan kepada anak sedangkan ajaran kita tersebut kita langgar di depan mata mereka sebab ini akan meluruhkan semua yang kita ajarkan kepada mereka. Apakah anda akan mempercayai anjuran seseorang yang dia sendiri melanggar anjuran yang diberikan ke anda di depan mata kepala anda? Hee... jangan menganggap remeh hal ini.

0 komentar:
Posting Komentar