ANAK merupakan individu yang suatu saat kelak bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Sebagai orangtua, sudah selayaknya mendidik anak agar jika tiba saatnya nanti, anak siap menghadapi berbagai kenyataan hidup.
Untuk itu, selaku orangtua perlu membekali buah hati tercinta sejak dini. Langkah yang harus ditempuh ialah dengan melatih anak untuk mandiri. Ternyata kemandirian itu dapat dibentuk sejak anak berlatih tengkurap. Mengenai hal tersebut, psikolog Rudangta Arianti Sembiring Psi, membenarkannya.
"Saat anak berusia tiga-empat bulan sebenarnya sudah dapat diajarkan untuk mandiri. Ini dapat dilakukan dengan membiarkannya berlatih tengkurap. Dengan tidak membantu melakukan hal tersebut, tapi hanya menyemangati dan berikan applaus saat anak berhasil dapat membentuk kemandirian anak," ungkap psikolog yang concern di bidang psikologi anak itu ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Rabu (12/3/2008).
Tak hanya itu saja, lanjut Rudangta, pada usia enam-tujuh bulan saat anak belajar duduk pun kemandirian tetap harus diterapkan. Bahkan hingga anak beranjak besar pada usia 11-12 bulan di mana dia telah ada pada tahap belajar jalan, tetap harus diajarkan mandiri dengan usahanya sendiri.
"Saat dia belajar berjalan, taruh mainan di depannya lalu biarkan anak untuk berusaha mengambilnya sendiri. Tak hanya sebatas itu saja, mengajarkan kemandirian pada anak efektif dilakukan saat dia makan. Dengan membiarkannya makan sendiri, meski berantakan, akan menuntutnya untuk senantiasa mandiri," jelas almamater Universitas Padjajaran itu.
Meski demikian, staf pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana itu mengingatkan untuk mengajarkan kemandirian terhadap anak sesuai tahap perkembangannya.
"Kemandirian anak harus berlandaskan pada tahap-tahap perkembangan masing-masing," imbuh ibu satu orang puteri ini.
Kemandirian yang diajarkan pada anak sejak dini akan membuatnya dapat mengatur waktu kegiatannya sendiri dan membuat anak terbiasa menolong orang lain serta lebih bisa menghargai orang lain.
"Pada umumnya mereka lebih percaya diri dan dapat mengontrol dirinya sendiri. Misalnya ketika anak sedang berlari di depannya ada lubang, maka dengan spontan dia akan berhenti karena ada kemampuan untuk mengelola diri sendiri," bebernya.
Selain itu, masih menurut Rudangta, anak pun terampil mengerjakan sesuatu dan lebih bertanggungjawab.
"Misalnya sebelum tidur dia akan mematikan televisi atau peralatan elektronik lain. Nilai tambah lainnya adalah orangtua akan percaya pada anak karena yakin sang buah hati sudah dapat mandiri," pungkasnya. Nah, sudahkah Anda menanamkan kemandirian pada anak?
(tty)
0 komentar:
Posting Komentar