Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Membentuk Anak Agar Tampil Berani

TIDAK harus menjadi berani, anak juga perlu dilatih agar mampu menyampaikan pendapatnya sejak dini. Hal seperti inilah yang menjadi patokan penting orangtua dalam mendidik anak.

Menurut Rudangta Arianti Sembiring Psi, psikolog yang concern di bidang psikologi anak itu, pola asuh yang tepat untuk anak yaitu dengan cara melihat kebutuhan masing-masing anak.

"Mengatur anak tidak selamanya harus dengan cara demokratis. Karena pada kasus anak yang memiliki masalah, pola asuh yang tepat adalah dengan bertindak otoriter. Sementara bila anak cenderung mandiri, pola asuh demokratis itu yang paling tepat," ungkap psikolog lulusan Universitas Padjajaran ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Selasa (19/2/2008).

Menurut staf pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana, mengajak anak ke tempat-tempat yang memotivasi dirinya untuk berani tampil di depan umum, seperti majelis taklim atau pertunjukan seni, akan mendorong anak belajar bahwa orangtua senang kalau anaknya tampil. Namun, dampak pada masing-masing anak akan berbeda.

"Kalau pada kasus anak yang sukses dapat tampil di muka umum, memberi nilai positif yaitu timbulnya rasa percaya diri pada anak. Sementara bila anak secara populeritas tidak siap tampil, maka secara psikologis akan membuat anak merasa gagal karena hanya terpaksa mengikuti keinginan orangtuanya," kata wanita ramah ini.

Nah, untuk menghindari hal-hal negatif yang akan timbul, masih menurut Rudangta, sebaiknya perlu ada kesepakatan antara orangtua dan anak. Karena pada dasarnya tindakan mendorong anak untuk tampil di muka umum itu sangat positif untuk perkembangan anak. "Ketika anak mendapati kondisi kalah dan dia akan tahu bagaimana cara menyikapinya," paparnya.

Meski mengikutsertakan anak untuk unjuk gigi sering dikategorikan sebagai tindakan eksploitasi anak, tapi Rudangta tidak membenarkannya.

"Memang keinginan orangtua untuk membuat anaknya tenar lebih pada tindakan egois mereka. Namun, sebenarnya membentuk anak agar berani tampil itu merupakan salah satu pembelajaran disiplin pada anak. Sehingga pada masa yang akan datang anak akan lebih siap menjalani sebuah kompetisi," jelasnya.

Masih menurutnya, kalau memang kondisi perekonomian suatu keluarga sangat mengkhawatirkan, anak sebaiknya jangan dieksploitasi untuk mencari nafkah. Karena tugas orangtua harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Tapi kalau anak bisa membantu mencari nafkah dan anak memang menginginkannya, maka hal itu boleh-boleh saja dilakukan," pungkasnya.
(tty)

0 komentar: