KINI lagu-lagu orang dewasa banyak dinyanyikan oleh anak-anak belia. Mulai dari lagu bertemakan percintaan, nafsu, sampai tema selingkuh yang mulai "meracuni" anak-anak sekarang. Padahal, bisa jadi mereka menyanyikan tanpa mengerti apa arti lirik dari lagu itu. Sehingga, hal itu tidak baik bagi psikologi dan perkembangannya.
Menurut psikolog Tika Bisono MpSi, saat ini lingkungan yang membentuk seseorang sudah salah kaprah. Akibatnya, banyak anak kecil yang menyanyikan lagu dewasa padahal sangat tidak baik untuk perkembangan psikologinya.
"Sebaiknya lagu orang dewasa itu jangan diberikan kepada anak, tapi pilih lagu yang disesuaikan dengan tingkatan usia masing-masing anak. Sehingga tuntutannya dan umpan baliknya pun berbeda," ungkap psikolog yang dekat dengan dunia remaja itu ketika ditemui okezone di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2008).
Meski demikian, sambung Tika, pada dasarnya meski dalam lingkungan sekitar sudah salah kaprah untuk membentuk perkembangan anak. Namun, orangtua turut andil besar dengan menjadi suri tauladan bagi buah hati, untuk memberikan pendidikan yang tepat bagi mereka.
"Meski banyak lagu-lagu khusus untuk orang dewasa yang saat ini selalu tampil di layar kaca, orangtua harus memperkenalkan lagu-lagu lain. Terutama lagu anak yang memang cocok untuk mereka," imbuhnya.
Menurutnya, dalam memberikan pendidikan menyanyi pada anak pun dapat dilihat pada usia masing-masing anak. Artinya, pada anak yang berusia empat tahun atau 12 tahun, akan berbeda.
"Misalnya untuk anak-anak berusia tiga-lima tahun masih bisa menyanyikan lagu Balonku, Bintang Kecil atau Topi Saya Bundar. Tetapi untuk anak usia 6-12 tahun sudah berbeda lagi sesuai dengan usianya," tuturnya.
Meski demikian, lanjutnya, orang dewasa juga bisa menyanyikan lagu dewasa pada anak. "Tapi dengan konteks bahwa lagu yang dinyanyikan itu memang benar-benar lagu pendidikan yang banyak memberi pengetahuan untuk anak," papar duta kampanye "Tangani Tepat Demam pada DBD Anak" itu.
Jadi, meskipun memang lirik lagunya untuk orang dewasa, tetap dapat disosialisasikan pada anak. Bagaimana, sudah menerapkannya pada buah hati tercinta? (tty)
0 komentar:
Posting Komentar