Si 4 Tahun Kesal dan Mengomel
Apa yang terselip di balik kekesalan dan omelan si empat tahun? Ada cara efektif untuk menghadapi dan mengatasinya.
“Dasar bego!” umpat Dendi pada pengasuhnya saat ia diminta mengganti kaosnya yang kotor karena tanah merah. Maklum, sore setelah hujan itu, diam-diam ia ikut para sepupunya yang lebih besar bermain bola di halaman belakang yang becek. Di waktu lain, ia mengomel pada ibunya yang mengajaknya beranjak dari toko mainan untuk segera pulang.
Dominasi perasaan
“Anak-anak punya banyak keinginan. Biasanya si empat tahun berupaya keras mewujudkan keinginannya dengan berbagai cara, antara lain dengan memaksakan kehendak. Jika tak tercapai, ia mengomel. Padahal, sebagian besar keinginannya itu lebih didasarkan pada perasaan dan bukan kebutuhan diri yang sebenarnya,” jelas Ulrich Diekmeyer , psikolog perkembangan di Muenchen, Jerman.
Apa yang terjadi pada Dendi, mengomel, karena keasyikannya bermain bola terganggu oleh kegiatan lain yang tidak didasarkan pada keinginannya. Padahal, apa yang dilakukan orang lain untuknya adalah demi kebaikannya. Ini artinya, si empat tahun butuh banyak penjelasan.
Sikap orang tua yang tak cukup memberi penjelasan, melainkan memarahi atau memberi sangsi, tentu saja kurang bermanfaat. Tindakan tersebut bahkan dapat membuat anak frustrasi sebab seolah ada informasi yang terlewatkan.
Diekmeyer mengingatkan para orang tua, “Melalui penjelasan, anak harus mengetahui dan menyadari bahwa perilakunya tidak baik. Tetapi jangan sampai menyebabkan anak merasa bersalah.”
Meredakan amarah si kecil
Ada banyak situasi dalam keseharian yang menyebabkan anak kesal dan mengomel: mengganti pakaian karena kotor setelah bermain, tidak mau beranjak dari tempat bermain, makan sambil bermain dan sebagainya. “Dari sepuluh situasi keseharian, mestinya sembilan situasi di antaranya berjalan baik atau netral. Salah satu situasi memang mungkin saja memunculkan konflik,” ungkap Diekmeyer.
Dengan begitu, tak heran, ada saja konflik antara orang tua dan anak yang terjadi setiap hari. Jika lebih banyak situasi yang memicu amarah dibanding sebaliknya, ada baiknya Anda berkonsultasi pada psikolog.
Berikut ini beberapa situasi dan reaksi yang sebaiknya orang tua perlihatkan..Dengan pendekatan tertentu, diharapkan pemahaman si empat tahun berkembang, terutama berkenaan dengan pengendalian diri dan berperilaku.
Andi Maerzyda A. D. Th.(ayahbunda)
Label:
Perilaku Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar