Si 1 tahun Apa Ini, Apa Itu?
Semangat eksplorasinya kian hebat dan bersiaplah menjawab kecerewetannya menanyakan “ini-itu”?
Dari hari ke hari, si satu tahun semakin pandai saja. Kepintaran baru yang ia tunjukkan terkadang mengundang rasa heran Anda. Memang di usianya kini, kemampuan kognitif, sosial, motorik, emosi dan juga bahasanya semakin berkembang.
Anak mulai ingin tahu berbagai hal mengenai apa yang dilihatnya. Kemampuan ini, selain mengasah kognitifnya, juga mendukung proses perkembangannya. Dengan mengetahui berbagai hal baru di lingkungannya, si kecil berusaha semakin memahami diri dan keberadaannya di dunia ini.
Muncul rasa ingin tahu
Perkembangan kognitifnya memacu si kecil untuk mencari tahu tentang segala hal. Lihat saja, dalam berbagai kesempatan, ia seringkali mengajukan pertanyaan, ”Itu apa sih Ma...?” Pertanyaan semacam ini menandakan aktivitas kognitifnya berproses. Si kecil perlu jawaban dan penjelasan yang mudah ia mengerti untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
Menghadapi situasi ini, bukan tidak mungkin, giliran Anda yang kewalahan atau, bisa jadi, bosan menjawab pertanyaannya, baik tentang hal yang baru atau pun yang itu-itu saja.
Bijak menjawab
Anda tentu tak ingin memberikan jawaban asal-asalan meski, mungkin, Anda kerepotan juga menanggapinya. Untuk menjawab secara proporsional, pahami tujuan pertanyaannya.
Referensi si kecil masih sangat terbatas. Bila ia melontarkan pertanyaan, “Itu apa?” sambil menunjuk seekor cicak yang merayap di dinding, segera beri jawaban, ”Itu cicak.”
Tak perlu kesal mendengar si satu tahun mengulangi pertanyaan yang sama. Terkadang ia, sebenarnya, tak butuh jawaban. Ia hanya ingin mengajukan pertanyaan pada dirinya sendiri. Atau, bisa jadi, ia mengulangi pertanyaannya karena ingin Anda terus memberinya perhatian di saat ia tengah tertarik mengamati sesuatu.
Selalu menjawab pertanyaannya akan mendukung perkembangan kognitif anak. Sebaliknya, beri juga pertanyaan-pertanyaan yang mudah si kecil pahami. Misalnya, Anda bisa kembali bertanya, ”Ade... itu yang di dinding, apa namanya?” sambil jari telunjuk Anda mengarah ke cicak yang merayap di dinding.
Sebisa mungkin kurangi pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban “ya” dan “tidak” dari si kecil. Pertanyaan semacam itu kurang mendorong kemampuan intelektual anak.
Sebaliknya, pertanyaan terbuka memungkinkan si kecil melakukan refleksi di dalam pikirannya untuk menjawab pertanyaan. Cara ini dapat mendorong aktivitas kognitif dan linguistik si kecil yang sangat bermanfaat bagi perkembangan kecerdasannya.
Cherry Riadi Lukman (ayahbunda)
Label:
Perkembangan Anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar