Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

3 Cara Tumbuh-Kembang Optimal

AKTIVITAS anak yang padat perlu diimbangi dengan kebiasaan yang sehat. Gizi,olahraga, dan paparan sinar matahari pagi adalah tiga pilar penting pada masa tumbuh kembangnya.

Anak tumbuh besar, sehat, kuat, dan cerdas tentunya menjadi harapan setiap orangtua. Untuk mewujudkannya, perlu didukung pola makan bergizi lengkap dan seimbang, serta gaya hidup sehat. Survei yang dilakukan Radani Edutainment terhadap anak-anak, orangtua, dan pendidik di Jakarta dan sekitarnya menunjukkan hasil cukup mengejutkan. Hanya 1 dari 10 anak memperoleh sarapan bergizi lengkap dan seimbang.

Kemudian, hanya 3 dari 10 anak yang beraktivitas fisik di luar ruang. Temuan lainnya mengungkap hanya 1 dari 10 orangtua yang menyarankan anaknya melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Penelitian independen itu dilakukan dalam dua periode pada pertengahan 2006 dan 2007, masing- masing melibatkan 80 anak SD kelas 1-3 beserta 60 orangtua murid. Berdasarkan laporan tersebut, hendaknya orangtua menyadari pentingnya menerapkan kebiasaan hidup sehat dalam keseharian putra-putrinya.

Aspek pendukung tumbuh kembang anak memang kompleks. Orangtua bisa memulai dengan tiga cara mudah dan sederhana, yakni sarapan bergizi lengkap dan seimbang, asupan vitamin D dari sinar matahari pagi, serta olahraga. Menurut spesialis anak RS SamMarie,dr Keumala Pringgardini SpA(K), gizi seimbang dan penganekaragaman bahan makanan merupakan kunci sukses bagi tumbuh kembang anak yang optimal dan berkualitas.

Hal ini bisa diawali dari kebiasaan dan pola makan yang sehat. "Makan merupakan proses pembelajaran yang dimulai sejak lahir. Ini melibatkan banyak faktor seperti fisik, psikologis, dan lingkungan keluarga, terutama ibu," ungkapnya dalam acara "Tiga Cara Enak Dapatkan Gizi untuk TulangMOOO!!" oleh Keju Kraft di Desa Gumati Sentul, beberapa waktu lalu.

Terkait pola makan, ritual sarapan kerap dianggap remeh dan dilewatkan begitu saja, termasuk oleh anakanak. Beragam dalih terlontar, seperti takut gemuk, tidak ada waktu, bangun kesiangan, tidak lapar, malas, dan tidak terbiasa. Padahal,menurut ahli gizi dan kuliner Tuti Soenardi, sarapan merupakan makanan paling utama dalam sehari. Jika diibaratkan mobil, sarapan adalah "bensin pertama" yang membuat mobil bisa berjalan, bahkan melaju kencang.

Dia memaparkan, tubuh perlu sarapan karena energi dalam tubuh terus berkurang sepanjang malam, padahal organ tubuh harus tetap bekerja. Energi yang terisi dari sarapan membuat anak optimal beraktivitas hingga makan siang. "Kalau tidak dibiasakan sarapan, jumlah asupan kalori dalam sehari cenderung dipadatkan sekaligus saat makan siang dan malam. Akibatnya, porsi makan menjadi besar sehingga tidak habis," ujarnya.

Salah satu tantangan orangtua adalah menyiapkan sarapan pagi yang lezat dan bergizi. Maklum, kebanyakan anak-anak adalah picky eater atau suka pilih-pilih makanan. Sulitnya lagi,mereka cenderung tidak suka sayur dan buah. "Jangan berikan menu sarapan yang tidak disukai anak," ujar Tuti. Dia menambahkan, kini tren makanan yang tepat untuk sarapan antara lain makanan yang dapat dikonsumsi "on the go" selama dalam perjalanan, mudah menyiapkannya, mengandung karbohidrat kompleks, serta tinggi serat.

Selain itu, lanjut Tuti, ibu juga bisa menambahkan unsur kalsium dari keju menjadi aneka kreasi makanan yang menggugah selera. "Namun, dalam porsi tidak terlalu besar dan tetap bisa menjadi cadangan kalori anak sebelum makan siang," jelasnya. Kemudian, aspek pendukung tumbuh kembang yang tak kalah penting adalah asupan vitamin D. Biasakan anak mendapat paparan sinar matahari pagi yaitu hingga pukul 9 pagi,minimal 10-15 menit per hari.

Badan kesehatan dunia (World Health Organization) menyarankan untuk menghindari paparan sinar matahari antara pukul10.00-12.00 karena kandungan ultravioletnya sangat tinggi. Seperti diketahui, vitamin D sangat penting bagi pertumbuhan optimal tulang anak. Jika kurang vitamin, otot-otot juga bisa melemah. Jika anak-anak sekolah di pedesaan terbiasa bermandikan sinar mentari pagi saat berjalan kaki ke sekolah berbeda dengan anak-anak di daerah perkotaan.

Sering kali mereka diantar-jemput naik mobil ke sekolah. Untuk anak-anak dengan kondisi tersebut, hendaknya orangtua menyuruh si anak untuk melakukan aktivitas fisik. Hal itu adalah cara ketiga dukung tumbuh kembang . Menurut spesialis kedokteran olahraga FKUI, dr Ade Tobing SpKO, aktivitas seperti berenang, main bola, lompat tali, permainan menyusun kubus, sama-sama bermanfaat bagi aspek motorik dan kognitif anak.

Akan lebih optimal bila dibarengi dengan senam tulang (bone gym) terukur dan disukai anak. Misalnya, menggunakan bola, serta gerakan yang diulang dan mudah diikuti. "Lakukan aktivitas fisik minimal 60 menit per hari. Jangan yang berat atau berlebihan, bisa saja melalui permainan bervariasi yang menyenangkan dan aman untuk anak," tandasnya. (sindo//nsa)

0 komentar: