Blog ini adalah Dofollow Blog , silahkan memberikan komentar dan tautan link namun mohon tidak untuk melakukan spam atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan artikel yang ada. Terima Kasih

Rebutan Perhatian ala Kakak Adik

PERTENGKARAN sering terjadi antara kakak-adik. Bisa jadi akibat persaingan, rasa bosan atau cari perhatian. Menjelang usia remaja perselisihan itu dapat terulang. Bagaimana mengatasinya?

Bagi orangtua yang memiliki anak balita lebih dari satu, mungkin tidak aneh lagi menghadapi perilaku saling berebut, berteriak, mengusik, mengejek, dan mengadukan satu sama lain. Persaingan antarsaudara (sibling rivalry) merupakan salah satu alasan terkuat dari tindakan tersebut.

Dalam salah satu materi publikasi American Academy of Pediatric (AAP) yang membahas sibling rivalry disebutkan, persaingan antarsaudara pada anak-anak di bawah usia empat tahun cenderung mencapai tingkat yang paling buruk saat usia mereka terpaut kurang dari tiga tahun. Usia yang dekat, apalagi ditambah minat yang sama, cenderung mempermudah terjadinya sibling rivalry.

Persaingan antarsaudara, diyakini banyak pakar perkembangan anak adalah bagian alamiah pertumbuhan anak balita. Penyebabnya, sebagian besar adalah karena anak prasekolah masih banyak tergantung pada orangtua dan belum punya banyak teman atau belum dekat dengan orang dewasa lainnya. Juga, anak usia dua-tiga tahun sangat terpusat pada dirinya (selfcentered). Mereka juga sangat susah berbagi orangtua dengan saudaranya.

Menurut associate professor bidang pediatri di University of Minnesota, Marjorie Hogan MD FAAP, ada banyak penyebab sibling rivalry. "Tapi mungkin hal yang paling esensial adalah semua anak menginginkan perhatian salah satu atau kedua orangtuanya tidak terbagi, dan saudaranya membuat itu mustahil," katanya.

Hal senada diungkapkan Papalia & Olds dalam buku Human Development. Salah satu yang melatarbelakangi pertengkaran kakak-adik adalah mencari perhatian orangtua. Hubungan mereka justru lebih baik saat ibu tidak berada di rumah. Untuk itu, beri perhatian pada keduanya di saat-saat mereka tidak bertengkar.

"Beri penghargaan saat hal itu terjadi. Namun, jika anak-anak mulai bertengkar, orangtua tidak perlu marah-marah karena memang inilah yang mereka kehendaki, yaitu mencari perhatian," papar mereka.

Penelope Leach, psikolog dan penulis Your Baby & Child, Your Growing Child, mengungkapkan bahwa harapan orangtua agar anak-anaknya tidak pernah bertengkar merupakan hal yang mustahil. Hal itu sebaiknya diterima orangtua sebagai salah satu kenyataan dalam keluarga.

"Saya pikir pertengkaran antarsaudara tak dapat dihindarkan. Ada beberapa fase ketika mereka benar-benar menikmati saat itu. Terkadang orangtua terlalu khawatir dan terlalu cepat menyela," katanya.

Dia mengatakan, banyak pendapat para ahli yang mengatakan bahwa setiap pertengkaran berkesempatan memperluas jurang pemisah. Namun, jika orangtua terlalu cepat menyela, akan menghilangkan kesempatan anak untuk bernegosiasi.

"Jika pertengkaran tersebut sudah menyakitkan, maka orangtua harus turun tangan dan mencontohkan perilaku yang benar," kata Leach.

Ibu dari dua anak itu juga menuturkan, orangtua tidak perlu terlalu bersemangat meyakinkan anak-anak untuk saling menyayangi." Mungkin mereka tidak harus menjadi teman terbaik atau berbagi semuanya, tapi harus berlaku pantas di dalam keluarga," sebutnya. (sindo//nsa)

0 komentar: