DALAM keadaan normal, bakteri jahat dan bakteri baik hidup dalam keseimbangan. Meningkatkan jumlah bakteri baik (probiotik) akan berdampak baik pada kesehatan.
Janin dalam kandungan selalu dalam keadaan steril. Namun, ketika bayi dilahirkan, kuman-kuman di lingkungan sekitar rentan masuk ke dalam tubuh. Bahkan, pada anak usia 2 tahun, kompleksitas bakteri mirip dengan orang dewasa.
Alangkah kagetnya artis Vira Yuniar saat mengetahui banyaknya bakteri di dalam feses Cut Sjalinni Ryan, buah hatinya, saat dia mengalami diare. Untuk memperoleh penanganan tepat, Vira membawanya berobat ke dokter langganannya. Dari pemeriksaan sang dokterlah, diagnosis si kecil diperoleh.
"Saat itu dia berusia empat bulan dan saya beranggapan tidak mungkin bakteri dapat masuk," cerita dia di sela-sela talkshow sebuah produk susu di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dari penuturan sang dokter, artis yang memulai debut di ajang cover girl sebuah majalah remaja itu sadar bahwa kuman ada di sekitar lingkungan. Menurut dokter yang menangani, usia bayi cenderung mengisap tangan.
Padahal, tangan anakanak "terbiasa" memegang benda-benda yang ada di sekitarnya yang belum tentu bebas kuman. "Kebiasaan inilah sehingga mulut menjadi gerbang masuknya kumankuman ke dalam tubuh," kata artis pendukung sinetron Candydi RCTI itu.
Sang dokter juga menjelaskan, kesehatan dimulai dari kesehatan cerna. Saluran cerna ibarat mesin untuk mengolah bahan-bahan yang masuk yang akan dimanfaatkan untuk kinerja fungsi organ tubuh yang lain.
Dengan kesehatan saluran cerna yang bagus, anak akan semakin mudah dan cepat dalam mengeksplorasi lingkungan sekitar. Dengan saluran cerna sehat, selain meningkatkan daya tahan, juga akan memanfaatkan nutrisi dengan baik guna tumbuh kembang anak optimal. Setelah mendapatkan pengetahuan itu, Vira lantas tidak hanya memberi perhatian untuk kecerdasan otak, melainkan juga kesehatan cerna.
Pentingnya kecerdasan otak tidak hanya kurang dipahami oleh ibu muda seperti artis kelahiran Tanjung Pinang, 1 September 1981 ini. Namun, banyak ibu lain yang juga kurang pemahaman tentang kesehatan cerna yang belum disosialisasikan dengan baik.
Spesialis Gastroenterologi Anak dari RSAB Harapan Kita Dr Eva Jeumpa Soelaeman SpA (K) mengatakan daya tahan tubuh anak adalah nomor satu. "Dengan daya tahan tubuh bagus, anak bisa menjalankan aktivitas sehari- hari. Mengeksplorasi lingkungan tidak akan mengganggu kesehatannya," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Dia menambahkan, hasil riset yang telah dipublikasikan menunjukkan 80% produksi imunitas untuk daya tahan tubuh berasal dari saluran cerna. Usus bukan hanya berfungsi untuk penyerapan dan pencernaan makanan, juga merupakan bagian dari sistem imun terbesar dalam tubuh yang mengatasi antigen dan zat berbahaya yang masuk.
Makanan diolah di dalam saluran cerna dan nutrisinya akan diserap menuju pembuluh darah, kemudian ke saluran penjuru tiap sel tubuh. Adapun saluran cerna yang sehat terjadi bila dominasi jumlah bakteri baik optimal seperti Lactobacilli dan Bifidobacteria agar dapat menekan bakteri jahat antara lain Staphylococcus, Salmonella, Enterococcus, Clostridium dan bakteri Coli.
Bakteri jahat akan mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan diare dan mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Sebaliknya, bakteri baik akan menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Meningkatkan jumlah bakteri baik (probiotik) yaitu mikroorganisme hidup, apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup akan menyehatkan tubuh. Apabila usus penuh dengan kuman baik, maka tidak ada tempat untuk kuman jahat.
Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Ali Khomsan MS mengatakan mengonsumsi probiotik akan mencegah timbulnya toksin, meningkatkan antibodi, membantu penyerapan, mencegah alergi,menyintesis vitamin, dan merangsang pembentukan karsiogenik.
"Probiotik berfungsi menghasilkan antioksidan yang menghasilkan hidrogen piroksida, asam organik, acidolin. Zat ini bersifat antimikroba mampu mengikat senyawa racun.Akibatnya,meringankan kerja fungsi hati," kata pria kelahiran Ambarawa, 2 Februari 1960 itu. Mengonsumsi probiotik yang bersifat baik dalam jumlah berlebihan pun tidak akan membahayakan tubuh.
(sindo//tty)
0 komentar:
Posting Komentar