MENINGKATKAN daya tahan tubuh bukanlah perkara gampang, apalagi bagi anak kecil. Masalah akan semakin bertambah saat anak mulai mengenal makanan padat. Hal itu terkait dengan masa pertumbuhan anak yang membutuhkan nutrisi yang cukup. Dengan daya tahan yang bagus, imunitas semakin meningkat sehingga menjadi "bekal" anak aktif dan lincah.
Menurut Prof Dr Ir Ali Khomsan MS, kuman dapat masuk ke dalam tubuh balita melalui mulut dari benda-benda yang dipegang dan kemudian masuk ke mulut. Kebiasaan ini bukan berarti membatasi anak bergerak. Karena semakin banyak batasan yang diberikan, akan semakin sedikit pula hal-hal baru yang dipelajari. Sebab itu, tidaklah bijak untuk membatasi aktivitas anak agar anak terhindar dari kuman.
"Salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola makan dengan asupan gizi seimbang. Menerapkan empat sehat lima sempurna masih relevan diterapkan sampai saat ini," sebut Prof Dr Ir Ali Khomsan MS. Permasalahan yang kerap dihadapi orangtua, sering kali usia balita susah untuk makan.
Balita susah makan merupakan suatu hal yang wajar asal orangtua mampu menyiasati. Dibutuhkan kesabaran dan trik dari orangtua agar anak tetap tertarik untuk menyantap makanan.
Prof Ali menyarankan agar orangtua menanyakan kepada anak-anaknya mengenai menu yang ingin disantapnya. Karena itu anak merasa dilibatkan dalam penentuan jenis menu makanan. Dengan begitu, diharapkanmelahap makanan yang telah dipilihnya. "Ketika mengajak anak berdialog, berarti sudah menerapkan demokrasi di meja makan," kata dia.
Adapun Dr Eva Jeumpa Soelaeman SpA (K) menyarankan agar orangtua kreatif dalam menyajikan makanan. "Misalnya, anak tidak menyukai sayur. Orangtua harus kreatif untuk menyajikan sedemikian rupa agar tidak tampak seperti sayuran. Makanan dibuat dengan permainan warna agar lebih menarik," ucap Eva.
Kondisi yang terjadi, ketika anak tidak menyukai sayur lantas tidak memberikan sayur sama sekali. Satu hal yang perlu dicatat agar kebutuhan serat tidak terabaikan. Kurang serat dapat menyebabkan sembelit. Di samping asupan protein, karbohidrat, lemak harus berada dalam komposisi yang tepat. Selain itu, lanjut Eva, jangan biarkan anak menjadi pemilih makanan tertentu. Karena kebiasaan ini akan terus menetap sampai dia kelak dewasa.
(sindo//tty)
0 komentar:
Posting Komentar