KONON genetik dapat memengaruhi karakteristik sifat anak di masa yang akan datang. Bukan hanya masalah kecerdasan (IQ) semata, bahkan hingga tingkah laku tertentu hingga sifat-sifat yang lainnya juga ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, seperti kepribadian seseorang. Namun psikolog Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto, memiliki cara pandang berbeda.
Menurutnya, sebanyak 20 persen variasi pada berbagai tingkah laku manusia dipengaruhi oleh faktor genetik, sementara sisanya lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan.
"Pada prinsipnya ada unsur genetik yang membentuk perilaku anak. Tetapi pada tiap pribadi sebenarnya terbentuk melalui dua faktor yaitu genetik dan lingkungan. Benar bahwa genetik dapat membentuk sikap dan perilaku seseorang, namun ada unsur lingkungan yang memengaruhi intervensi sehingga hal-hal yang negatif itu dapat diserap atau justru kebalikannya," kata pria yang memiliki kedekatan dengan dunia anak ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Kamis (20/3/2008).
Menurut Kak Seto, ada bermacam-macam teori yang menunjukkan bahwa faktor keturunan hampir sama pentingnya dengan faktor lingkungan dalam mempengaruhi berbagai karakteristik manusia.
"Meski demikian, saya lebih percaya bahwa lingkungan memiliki peran lebih dominan. Dari hal itu justru mengubah pendapat tidak ada anak yang terlahir bodoh karena pendidikan berperan penting mengubah faktor-faktor yang saling berbeda tersebut," papar pria yang dikenal sebagai sahabat dan pendidik anak-anak itu seraya menuturkan faktor pendidikan berpengaruh pada kecerdasan emosi dan spiritual anak.
Masih menurut pria yang terkenal dengan boneka Si Komo itu, faktor lingkungan sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sifat dan perilaku anak. Hal ini beralasan karena pengaruh lingkungan yang baik akan membentuk karakter anak yang baik pula. Hal ini terbentuk mulai dari kondisi selama dalam kandungan (pre natal), lingkungan keluarga, nutrisi, pendidikan, kelas sosial, pergaulan, dan sebagainya.
"Banyak anak yang orangtuanya kelihatan bodoh, tapi memiliki anak yang cemerlang. Atau bahkan kebalikannya, ada orangtua yang cerdas dan sukses tetapi memiliki anak yang biasa-biasa saja. Jadi kembali lagi pada faktor lingkungan yang membentuknya," jelas psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
Karena itu, pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 57 tahun silam ini menyarankan untuk menjaga lingkungan dengan baik. "Ibaratnya tidak ada bibit yang unggul bila tidak ditanam di tanah yang subur, demikian pula dengan anak. Karena itu, sebisa mungkin harus selalu menjaga lingkungan agar dapat mencetak perilaku anak yang baik," imbuhnya mengakhiri pembicaraan. (mbs)
0 komentar:
Posting Komentar