Rahasia Mengatasi Rasa Bosan si Balita
Bosan? Siapa pun pernah mengalaminya. Tapi, sangat mudah membuat anak ceria dan bersemangat kembali. Bagaimana caranya?
Anak-anak adalah makhluk yang senantiasa ceria dan bersemangat. Mereka antusias menemukan hal-hal baru, mencari tahu rahasia alam. Anak-anak juga gemar melakukan suatu kegiatan berulang-ulang untuk mempelajari proses.
Namun, ada kalanya, mereka dihinggapi rasa bosan. Mereka jadi enggan melakukan eksplorasi dan rasa ingin tahunya seakan padam. Apa yang menyebabkan rasa bosan tiba-tiba menyerang balita? Bagaimana mengatasinya?
“Rasa bosan” itu penting
Rasa bosan adalah reaksi normal manusia pada umumnya, yang muncul saat melakukan kegiatan secara monoton. Memang tak semua orang mudah merasa bosan. Sebab, ada pula yang dikatakan para ahli memiliki ambang batas kejenuhan dan kebosanan yang cukup tinggi. Tentu inilah yang membedakan cara mengatasi jika bosan datang, terutama bila terjadi pada balita.
Manusia modern mengisi sebagian besar waktunya dengan kesibukan dan kerja. Dengan pola pendidikan masa kini, anak terbiasa disibukkan berbagai stimulasi, baik oleh lingkungan, maupun orang tua atau pengasuh. Padahal, anak tak selalu harus sibuk. Orang tua perlu juga mempertimbangkan agar si kecil beristirahat sejenak dari kegiatannya.
Menurut Hans Grothe , psikolog dan kontributor tetap majalah Eltern di Jerman, rasa bosan penting dalam kesehatan mental. Rasa bosan dapat dianalogikan sebagai sebuah “sistem alarm”, pemberi tanda bahaya. Fungsinya, untuk memberitahu yang bersangkutan bahwa dirinya butuh break sejenak.
Jika ini berkenaan dengan anak-anak, rasa bosannya bermanfaat bagi orang tua atau pengasuh. Sedikit ketidakaktifan (bersikap pasif) menurut berbagai studi, berguna untuk mengistirahatkan motor penggerak tubuh si kecil, yang sehari-hari tiada henti bereksplorasi. Momen tanpa kegiatan, penting bagi si balita. Namun jangan biarkan si pembosan menikmati “diam” dengan hanya menonton televisi.
Kenali dulu, baru atasi
Sejak bayi, rasa bosan dapat tiba-tiba datang dan mengganggu keceriaan si kecil. Pada bayi, rasa bosan muncul dalam bentuk kerewelan dan tangisan . Apabila tidak teratasi, rasa bosan dapat berubah menjadi frustrasi.
Bayi bosan terutama karena merasa kurang mampu meraih sesuatu atau tak dapat membuat orang lain memahami apa keinginannya. Sebuah studi di Jerman menunjukkan, hampir semua bayi merasakan kebosanan yang kronis.
Menghadapi rasa bosan bayi, orang tua perlu cermat bereaksi. Jika terlalu responsif menanggapi tangisnya, salah-salah ia menangkap bahwa kesepian, kesendirian dan rasa bosan adalah sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang seharusnya tak menimpa siapa pun. Dengan begitu, bisa jadi, ia terbiasa menyerukan satu teriakan, dan bantuan segera ada di depan matanya.
Grothe menyarankan orang tua untuk melakukan cek dan ricek “Tengoklah secara diam-diam ke kamarnya untuk memastikan apakah si kecil baik-baik saja,” saran Grothe. Sebab, bisa saja anak berteriak hanya untuk mencari perhatian. Tetapi orang tua tak perlu ragu untuk segera memberi uluran tangan, apabila ia benar-benar membutuhkan.
Pada balita, orang tua dapat melibatkan anak untuk turut mencari jalan keluar. Anda dapat mengajarkan si balita mengenali sinyal yang diberikan oleh ‘sistem alarm’ tadi. Anak-anak pembosan memiliki ‘sistem alarm’ yang sangat peka. Oleh karenanya, mereka kerap menerima ‘tanda bahaya’ setiap ada stimuli yang dapat memicu rasa bosan. Untuk itu, balita perlu diajarkan cara bereaksi, apabila menerima ‘tanda bahaya’.
Apabila anak Anda adalah anak yang mudah bosan, Anda perlu mengajarkan bahwa dalam setiap kegiatan terdapat sebuah kesenangan tersendiri . Selain itu, penting bagi orang tua menyadarkan anak bahwa kesenangan akan lebih besar diperolehnya jika kegiatan yang dilakukannya dirancang dan diciptakannya sendiri.
Berlatih mengusir rasa bosan
Menurut Grothe, orang tua masa kini perlu membekali anak-anak mereka dengan keterampilan atau seni memotivasi diri, bermain, serta belajar sendiri, dan juga bekerja mandiri. Bekal semacam ini tak tergantikan oleh mainan atau benda menyenangkan lainnya. Seolah harta berharga, keterampilan ini serupa alat antibosan yang membantu anak-anak ketika dihinggapi rasa jenuh. Jika mereka menguasainya, tak hanya masa kanak-kanaknya menjadi masa penuh kesenangan, bahkan juga di usia dewasanya nanti.
Sejak kapan orang tua perlu mengajarkan anak hal ini? “Sejak si kecil bayi. Ajak anak menemukan gagasan sederhana yang bisa dilakukan sendiri atau bersama orang lain,” ujar Grothe.
Untuk si 3 tahun, Grothe menyarankan orang tua mengajarkannya membangun menara dengan balok konstruksi atau kardus. Atau, menciptakan permainan baru tanpa merasa bosan. Ajarkan cara yang bervariasi. Kalau si kecil kehilangan minat untuk bermain, berikanlah kesempatan untuk mengatasi kebosanannya dengan membantu Anda. Misalnya, membereskan rumah, memasak, atau membuat kue kering.
Contoh sederhana dapat Anda lakukan saat anak meminta roti untuk sarapan. Sediakan roti tawar dan olesi margarin atau mentega. Selebihnya, biarkan si kecil berkreasi sendiri dengan mesyes , atau selai buah maupun kornet. Beri contoh, bagaimana cara menghias roti dengan selai atau cokelat oles. Sediakan juga variasi teman makan roti itu di meja dan biarkan anak bereksperimen. Apa yang tersedia di atas meja pun habis dilahap. Syaratnya, Anda tak terlalu banyak mengatur ini-itu untuk mencegah meja makan porak-poranda.
Jika si kecil sering Anda ajak ke tempat umum, misalnya apotik atau bank, bawalah selalu mainan atau benda kesayangannya. Biarkan ia berkreasi dengan memanfaatkan imajinasinya di sela kegiatan menunggu atau momen tanpa kegiatan utama.
Coba aktivitas outdoor !
Kegiatan di luar rumah selalu menggairahkan. Anda dapat melakukannya bersama si bayi dan balita. Ketika si kecil seharian tampak murung karena jenuh, tak bergairah bermain dan rewel, ajaklah ia jalan-jalan menghirup udara segar. Jika hari akan hujan, biarkan sedikit tetes hujan menyentuh jarinya. Atau, berkreasi dengan permainan yang bersifat intermeso sebagai selingan.. Misalnya, lomba lari di sekitar rumah, atau memungut dedaunan kering di taman rumah.
Setelah melakukan aktivitas fisik sebagai selingan, anak biasanya merasa lebih segar. Karena lebih rileks, ia biasanya memilih beristirahat tanpa melakukan kegiatan. Sebagai imbalan, Anda dapat menghadiahi anak dengan membacakan buku cerita pengantar istirahat sore.
Pilihan lain, apabila Anda menguasai beberapa teknik meditatif atau relaksasi, Grothe menyarankan mempraktekkan bersama anak. Latihan pernapasan dan relaksasi pikiran sejak dini membantu si kecil merasakan pengalaman berbeda. Untuk itu, sediakan bantal besar atau kasur kecil atau tumpukan selimut lembut sebagai alas berbaring, lalu putarkan musik instrumental yang menenangkan. Biarkan anak menemukan arti dan makna diri, saat ia tak melakukan apa-apa.
Ada 1001 aktivitas menarik yang dapat menjadi obat penawar kebosanan si kecil. Jika Anda berhasil memegang kunci rahasia ini, rasa bosan pada balita tak akan menjadi sumber kecemasan Anda dan si buah hati!
Andi Maerzyda A. D. Th.(ayahbunda)
Label:
Psikologi anak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar